PROPOSAL PENELITIAN (Perbandingan Kebugaran Jasmani dan Kemampuan Motorik Kasar antara Siswa SMP LB Abepura dengan Siswa SMP LB Negeri Pembina Provinsi Papua)
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Kebugaran
jasmani merupakan salah satu komponen dalam mencapai suatu produktivitas yang
baik. Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang melakukan aktivitas primer
sehari-hari tanpa merasa lelah dan masih mempunyai cukup tenaga untuk melakukan
aktivitas yang lain. Untuk meningkatkan kebugaran jasmani, perlu dilakukan
kegiatan yang dapat menjaga dan meningkatkan kebugaran jasmani. Salah satu cara
yang dapat dilakukan yaitu olahraga secara teratur. Olahraga yang paling sederhana
yaitu berlari atau jogging.
Olahraga lain yang kini diminati masyarakat dan menggunakan sarana yang modern,
misalnya fitness, senam aerobic,. Olahraga harus dilakukan
secara teratur untuk dapat mencapai kebugaran yang maksimal. Selain berolahraga
secara teratur, perlu juga istirahat dan gizi yang seimbang untuk menjaga
kondisi dan kesehatan tubuh.
Kesegaran
jasmani merupakan modal utama yang semestinya dimiliki oleh seseorang, baik itu
orang dewasa maupun anak-anak. Kesegaran jasmani dapat diperoleh dengan cara
melakukan aktivitas jasmani secara teratur dan terukur baik dalam segi kualitas
maupun kuantitas. Kesegaran jasmani yang baik akan menjamin seseorang akan
dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari. Dengan kesegaran jasmani yang baik
seseorang akan menampakkan penampilan yang optimal, percaya diri, senantiasa
bersemangat dan bergairah dalam hidupnya.
Pembinaan
kesegaran jasmani merupakan hal penting untuk meningkatan kualitas fisik,
karena dengan kesegaran jasmani tentunya seseorang akan dapat beraktivitas
secara maksimal dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidupnya. Mereka melakukan
olahraga maupun permainan hanya untuk memperoleh kesenangan, sehingga dalam
melakukan kegiatan tersebut tidak sesuai dengan program latihan yang sesuai.
Banyak manfaat
yang dapat diperoleh dalam melakukan kegiatan olahraga, disamping menjadikan
tubuh yang bugar akan dapat meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru,
memperkuat sendi dan otot, menurunkan tekanan darah, mengurangi lemak, memperbaiki
bentuk tubuh serta banyak hal yang tentunya sangat bermanfaat untuk tubuh. Saat
ini banyak masyarakat sadar akan kesehatan, banyak yang berlomba-lomba untuk
meningkatkan kesehatannya dengan berolahraga agar mereka merasa sehat dan lebih
semangat dalam hidupnya. Untuk itu agar peningkatan kualitas fisik masyarakat
dapat terwujud dengan baik perlu ada komitmen dan dukungan dari pemerintah agar
dapat mewujudkan kualitas fisik masyarakat yang sehat dan maju sehingga dapat
mewujudkan manusia yang energik atau produktif yang mana hal ini merupakan
modal utama dalam strategi dasar era pembangunan dan modernisasi.
Soemanto (1987
: 2), menyatakan bahwa “berdasarkan studi psikologi belajar yang baru serta
sosialogi pendidikan, maka masyarakat pendidikan menghendaki agar pengajaran
memperhatikan minat, kebutuhan dan kesiapan anak didik untuk belajar, serta
dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial sekolah”. Perkembangan motorik,
kognitif, sensori, emosi maupun social merupakan perkembangan yang akan dialami
oleh semua anak, baik anak yang normal pada umumnya maupun anak yang
berkebutuhan khusus, begitupun dengan anak tunarungu, dimana perkembangan
menurut Schneirla (1157) yang dikutip oleh Sunarto (1995 : 38) menyatakan bahwa
perkembangan adalah Perubahan-perubahan progresif dalam organisasi organisme,
dan organisme ini dilihat sebagai sistem fungsional dan adaftif sepanjang
hidupnya. Perubahan-perubahan progresif ini meliputi dua factor yakni
kematangan dan pengalaman.
Perkembangan
selalu ditandai dengan perubahan-perubahan yang meliputi beberapa aspek, baik
fisik maupun psikis yang meliputi perubahan dalam ukuran, perubahan dalam
perbandingan, perubahan untuk mengganti
hal-hal yang
lama, dan perubahan untuk memperoleh hal yang baru (Sunarto, 1995 : 39), dalam
kaitannya dengan penelitian ini sebuah perkembangan harus dilewati oleh setiap
anak yaitu perkembangan motorik atau perkembangan gerak. Karena gerak merupakan
suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena setiap aktivitas
yang dilakukan oleh manusia melibatkan gerak seperti berjalan, berlari,
melompat dan sebagainya.
Bermain
merupakan peristiwa hidup yang sangat digemari oleh anak-anak, melalui kegiatan
bermain, banyak fungsi-fungsi kejiwaan dan kepribadian yang dapat dikembangkan.
Hal ini disebabkan karena di dalam aktivitas bermain banyak kejadian- kejadian
yang melibatkan keaktifan kejiwaan dan kepribadian pesertanya. Dengan bermain
anak dapat mengaktualisasikan seluruh aspek kehidupan yang ingin disampaikannya
(Simatupang, 2005) .
Namun apabila
dicermati secara seksama terjadi pergeseran makna bermain sebagai dampak
kemajuan teknologi. Dengan berkembangnya zaman dan kemajuan dalam bidang
teknologi maka kegiatan bermain yang dilakukan anak beralih dari kegiatan yang
menggunakan aktivitas fisik secara aktif dan dilakukan secara individu atau
berkelompok ke bentuk permainan yang menggunakan alat-alat elektronik yang
cederung dilakukan sendiri seperti play station, game online dsb. Kegiatan
bermain yang menggunakan alat-alat elektronik berupa animasi elektronik
menyebabkan anak-anak cenderung bergerak secara terbatas dan pasif, selain itu
mereka lebih banyak melakukan aktivitas secara individu. Sehingga tidak ada
komunikasi yang biasanya terjadi saat melakukan permainan secara berkelompok. Sebagai
individu yang aktif, anak memiliki kemampuan untuk membangun atau
mengkonstruksi pengetahuannya dengan cara merefleksikanpengalamannya.
Aktivitas yang
paling tepat bagi anak untuk mengkonstruksi pengetahuannya adalah kegiatan
bermain. Bahkan melalui bermain, seluruh potensi perkembangan anak bisa
dikembangkan, baik aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, emosi, sosial,
berimajinasi, beraktivitas, etika dan moral. Bermain dapat dimanfaatkan sebagai
sarana yang alami bagi proses perkembangan anak. Melalui bermain konstruktif
memungkinkan anak untuk membangun suatu pengetahuan baru, mengembangkan
keterikatan sosial, mengembangkan kecakapan untuk mengatasi kesulitan,
mengembangkan rasa memiliki kemampuan dan dapat mengembangkan koqnitifnya.
(Willy dkk,2006).
Cara mendidik
anak yang tepat adalah dengan cara bermain. Hal ini sesuai dengan julukan
manusia sebagai homo ludens, yaitu mahluk bermain. Meskipun begitu yang
dimaksud di sini bukan hanya sekedar bermain, tetapi bermain yang konstruktif.
Untuk mendukung kegiatan bermain anak, orang tua dan guru berperan sebagai fasilitator
yang harus menyediakan media permainan sesuai dengan karakteristik anak,
situasi dan kondisi yang ada. Bermain konstruktif adalah suatu bentuk permainan
dengan menggunakan objek- objek fisik untuk membangun atau membuat sesuatu. (Desmita,
2008: 143)
Hurlock
(1978: 159) menyatakan bahwa perkembangan motorik diartikan sebagai
perkembangan dari unsur kematangan pengendalian gerak tubuh dan otak sebagai
pusat gerak. Gerak ini secara jelas dibedakan menjadi gerak kasar dan halus.
Menurut
Sukamti (2000:15) bahwa perkembangan motorik adalah sesuatu proses kemasakan
atau gerak yang langsung melibatkan otot-otot untuk bergerak dan proses
pensyarafan yang menjadi seseorang mampu menggerakkan dan proses persyarafan
yang menjadikan seseorang mampu menggerakkan tubuhnya. Dari berbagai pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik merupakan perubahan
keterampilan motorik dari lahir sampai umur lima tahun yang melibatkan berbagai
aspek perilaku dan keterampilan motorik. Keadaan lingkungan sosial juga sangat
berpengaruh pada peningkatan perkembangan motorik anak. Perkembangan motorik
juga berarti perkembangan gerak pengendalian jasmaniah melalui kegiatan pusat
saraf, urat saraf dan otot-otot yang terkoordinasi (Hurlock, 1991:150).
Ciriciri perkembangan motorik pada umumnya melalui empat tahap, yaitu: a.
Gerakan-gerakan tidak disadari, tidak disengaja dan tanpa arah. b.
Gerakan-gerakan anak itu tidak khas, artinya gerakan yang timbul disebabkan
oleh rangsangan yang tidak sesuai dengan rangsangannya. c. Gerakan-gerakan pada
anak dilakukan secara massal, yang artinya seluruh tubuh ikut bergerak. d..Gerakan-gerakan
anak diikuti gerakan lain yang sebenarnya tidak diperlukan.
Menurut
Sukadiyanto (1997:70), kemampuan motorik adalah suatu kemampuan seseorang dalam
menampilkan keterampilan gerak yang lebih luas serta diperjelas bahwa kemampuan
motorik suatu kemampuan umum yang berkaitan dengan penampilan berbagai
keterampilan atau tugas gerak.
Kemampuan
motorik tersebut merupakan sesuatu kemampuan umum seseorang yang berkaitan
dengan berbagai keterampilan atau tugas gerak. Dengan demikian kemampuan
motorik adalah kemampuan gerak seseorang dalam melakukan gerak penunjang segala
kegiatan terutama olahraga. Perkembangan motorik diketahui adanya bentuk-bentuk
kemampuan motorik yang sama pada anak-anak, dalam kelompok umur yang sama
memperlihatkan hal yang sama juga. Prinsip-prinsip perkembangan motorik
Banyak
faktor yang ikut mendukung dan mempengaruhi pada perubahan kegiatan seperti
anak tumbuh menjadi remaja dan tentu saja tidak hanya salah satu faktor yang
berperan. Dalam perkembangan motorik kasar, banyak faktor yang mempengaruhi
diantaranya, yaitu lingkungan alam, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat
dan budaya, gizi, jenis kelamin, tahap kematangan, ras/suku (Hurlock,
1997:75-76)
Permainan
konstruktif sangat diperlukan pada masa anak. Hal ini dikarenakan pada masa
anak adalah masa dimana perkembangan sangat pesat pesatnya seperti perkembangan
motorik halus anak. Untuk mengembangkan potensi kemampuan motorik halus anak
diperlukan kerjasama antara berbagai pihak, dan yang paling penting pada saat
masa anak anak adalah orang tua dan guru, kemampuan motorik halus hanya bisa
dikembangkan dengan latihanlatihan yang menuju kearah mengembangkan kemampuan
anak. Hal ini mememerlukan rangsangan yang optimal agar perkembangan potensi kemampuan
motorik halus anak bisa optimal.
Pengembangan
motorik sangat memerlukan bantuan orang tua atau pembimbing untuk melatih dalam
pertumbuhanya, sehingga potensi motorik anak bisa berkembang secara optimal.
Gerak motorik baru bagi anak usia dini memerlukan pengulangan-pengulangan dan
bantuan orang lain, pengulangan itu merupakan bagian dari belajar. Setiap
pengulangan dalam keterampilan baru, memerlukan konsentrasi untuk melatih
koneksitas dan koordinasi gerak dengan indera lainya (Papalia, 2001:144)
Perkembangan
potensi kemampuan motorik halus anak sangat berpengaruh terhadap hasil sebuah
pengajaran disekolah, tetapi siswa atau peserta didik pada awal-awal sekolah,
belum menyadari tentang hal itu. Oleh karenanya sebagai agen perubahan guru
hendaknya mampu menuntun,mengoptimalkan aspek ini sehingga tercapailah
pengajaran yang diinginkan secara optimal, sehingga kelak anak itu sendirilah
yang akan memetik buah dari kerja keras. Mengingat sangat pentingnya kemempuan
motorik halus anak, maka kita harus bisa mengembangkan semua potensi yang ada
pada anak itu secara optimal agar kemampuan lebih yang sudah dia miliki bisa dikembangkan.
Sehat jasmani
dan rohani merupakan salah satu yang terpenting dalam hidup manusia, termasuk
penderita keterbelakangan mental atau kelainan fisik. Untuk mencapai sehat
jasmani dan rohani tersebut, dapat di capai melalui lembaga formal dan
informal. Anak yang berkelainan fisik mempunyai hak yang sama dengan anak-anak
yang normal. Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 telah di sebutkan “tiap-tiap warga
Negara berhak mendapatkan pengajaran”. Berdasarkan
kurikulum pendidikan SLB tahun 1994 disebutkan bahwa tujuan pendidikan jasmani
dan kesehatan adalah membantu siswa untuk memperbaiki derajat kesehatan dan
kebugaran jasmani melalui pengenalan, pemahaman posotif, kemampuan gerak dasar,
serta berbagai aktifitas jasmani agar dapat memacu perkembangan, system
peredaran darah, pencernaan, dan pernafasan, serta memacu pertumbuhan jasmani
dan meningkatkan kesehatan. Adapun sarana yang digunakan untuk mencapai
kebugaran adalah melalui aktifitas jasmani, sehingga pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan yang dilakukan benar-benar menggunakan aktifitas jasmani
untuk anak yang berkelainan fisik.
Pendidikan
jasmani adaptif merupakan salah satu pendidikan yang penting dilakukan di
Sekolah luar biasa. Penjas Sendiri merupakan pendidikan yang dilakukan melalui
aktifitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan, sedangkan adaptif
berasal dari kata adaptasi yang berartikan menyesuaikan. Penjas adaptif adalah
pendidikan yang dilakukan melalui aktifitas fisik sebagai media utama untuk
mencapai tujuan serta disesuaikan atau dimodifikasi dengan sedemikian rupa
sehingga dapat dipelajari, dilaksanakan dan memenuhi kebutuhan pendidikan bagi
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Lembaga formal
atau dunia pendidikan bagi penderita kelainan fisik khususnya untuk pendidikan
jasmani dan kesehatan, sangat membantu penderita keterbelakangan mental atau
kelainan fisik untuk hidup lebih baik.
Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang mengalami kelainan, baik berupa
fisik, mental, social, maupun ketiga-tiganya. Menurut Mulyana (2011:1) “ABK dapat
dikelompokan menurut kecacatan yang dialaminya antara lain : tunanetra,
tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan
perilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan”. Istilah lain bagi
anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Anak
berkebutuhan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB).
Pendidikan
jasmani untuk siswa yang berkebutuhan khusus berbeda dengan pendidikan jasmani
yang biasa diberikan kepada siswa normal, sehingga perlu penyesuaian atau
modifikasi dari guru penjas. Dengan modifikasi pembelajaran maka proses belajar
mengajar akan menjadi lebih efektif dan efisien.
SMP LB abepura
dan SMP LB buper waena merupakan SLB yang ada di kota jayapura. SLB ini
terletak di wilayah abepura. Letaknya sangat strategis dan dilengkapi dengan
berbagai sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Salah
satu sarana dan prasarana adalah fasilitas olahraga yang mendukung kegiatan
pembelajaran penjas, terutama untuk meningkatakan aktifitas kesegaran jasmani
mereka. SMP LB Abepura dan SMP LB Buper Waena menerima siswa yang berkebutuhan
khusus dan diperlakukan khusus.
Sampai dengan
detik ini, penulis melihat masih sangat jarang ditemukan kajian tentang tingkat
kebugaran jasmani serta kemampuan motorik siswa di SLB. Oleh karena itu,
penulis berargumen meneliti tingkat kebugaran serta kemampuan motorik siswa SLB
menjadi tema yang menarik dilakukan.
- Rumusan masalah.
Berdasarkan latar belakang di atas
maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah
ada perbedaan tingkat kebugaran jasmani antara siswa/i SMP LB Abepura dengan
Siswa/i SMP LB Buper waena?
2. Apakah
ada perbedaan kemampuan motorik antara siswa siswa/i SMP LB Abepura dengan
Siswa/i SMP LB Buper waena?
3. Seberapa
besar tingkat kebugaran jasmani yang dimiliki siswa siswa/i SMP LB Abepura
dengan Siswa/i SMP LB Buper waena?
4. Seberapa
besar kemampuan motorik yang di miliki oleh siswa siswa/i SMP LB Abepura dengan
Siswa/i SMP LB Buper waena?
- Tujuan Penelitian.
5. Penelitian
ini mempunyai tiga tujuan, yaitu (1) untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani
yang dimiliki oleh siswa siswa/i SMP LB Abepura dengan Siswa/i SMP LB Buper
waena, (2) untuk mengetahui tingkat kemampuan motorik yang dimiliki oleh siswa siswa/i
SMP LB Abepura dengan Siswa/i SMP LB Buper waena, dan (3) untuk mengetahui perbedaan
tingkat kebugaran jasmani dan kemampuan motorik antara siswa siswa/i SMP LB
Abepura dengan Siswa/i SMP LB Buper waena.
- Manfaat Penelitian
1. Kajian
tentang tingkat kebugaran jasmani dan kemampuan motorik di siswa/i SMP LB
Abepura dengan Siswa/i SMP LB Buper waena ini akan memberikan manfaat (1) sebagai
sumber informasi ilmiah menyangkut tingkat kebugaran jasmani dan kemampuan
motorik yang ada pada siswa/i SMP LB Abepura dengan Siswa/i SMP LB Buper waena,
(2) sebagai alat untuk menilai keberhasilan guru dalam kegiatan belajar
mengajar, (3) sebagai evaluasi program pendidikan jasmani yang terdapat di
Sekolah Luar Biasa (SLB), dan (4) sebagai dasar informasi tentang tingkat
kebugaran dan kemampuan motorik siswa SLB.
- Definisi operasional.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kebugaran Jasmani
- Pengertian
kebugaran jasmani.
Secara umum yang dimaksud kebugaran jasmani adalah
kebugaran fisik, yakni kemampuan orang melakukan kerja sehari-hari secara efisien
tanpa timbul kelelahan yang berarti sehingga masih dapat menikmati waktu
luangnya. Ditinjau dari segi fisiologi, kebugaran jasmani adalah kemampuan
tubuh untuk melakukan penyesuaian terhadap pembebanan menimbulkan kelelahan
yang berarti.
Howley dan Franks (dalam
Suharjana, 2013: 2) mengatakan bahwa manusia memerlukan kebugaran total (total
fitness). Kebugaran total mencangkup multidimensi, yaitu mencangkup aspek
intelektual, sosial, spiritual, dan komponen kesegaran fisik. Karena itu
aktifitas fisik paling tidak memiliki tiga tujuan, yaitu untuk kesehatan,
kesehatan jasmani dan performa (penampilan). Dari dimensi kesehatan bertujuan
untuk menghindari terjangkitnya penyakit dan memperlambat kematian. Dimensi kebugaran
bertujuan untuk memperkecil resiko berkembangnya problem kesehatan dan
kesehatan fisik dasar. Sedangkan dari dimensi performa bertujuan mencapai
efisiensi tugas-tugas harian dan memenuhi tuntunan dalam cabang olahraga.
Para pakar olahraga mendefinisikan kebugaran jasmani
sebagai berikut
Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas
sehari-hari dengan giat dan dengan penuh kewaspadaan, tanpa mengalami kelelahan
yang berarti, dan dengan energi yang cukupuntuk menikmati waktu senggangnya dan
menghadapi hal-hal darurat yang tak terduga sebelumnya. (Hairy, 2005: 117).
Menurut Suparno (2000: 58) kebugaran jasmani adalah
kemampuan tubuh untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa
mengalami kelelahan yang berarti serta dengan cadangan energi yang masih
tersisa mampu menikmati waktu luang dan menghadapi hal-hal darurat yang tidak
terduga sebelumnya
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Pekik I. (2004: 2-3)
kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kerja
sehari-hari secara efektif dan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang
berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas
sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebih dan dapat mempertahankan
kondisi fisik untuk aktifitas-aktifitas selanjutnya baik yang terencana maupun
yang tidak terduga sebelumnya.
Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) ini merupakan satu
rangkaian tes yang terdiri atas lima instrumen tes, oleh karena itu semua butir
tes harus dilakukan secara terus menerus dan tidak boleh terputus-putus.
Tenggang waktu yang terjadi pada setiap perpindahan pelaksanaan butir tes ke
butir tes selanjutnya tidak boleh lebih dari tiga menit. Hasil tes tersebut
merupakan hasil tes kasar dari tes kebugaran jasmani. Untuk mendapatkan nilai
yang standar, hasil tes tersebut perlu dikonversikan ke dalam bentuk table klasifikasian
penelitian Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI).
Dalam pelaksanaan pengambilan data kebugaran jasmani anak
berkelainan fisik, semua peserta TKJI wajib melakukan setiap instrumen tes.
Agar mudah dalam pengambil data instrumen tes TKJI dibuat menjadi lima pos. Pertama
anak lari 30/40/50 meter, kedua anak melakukan gantung siku tekuk/gantung ngkat
tubuh, ketiga anak melakukan baring duduk 30/60 detik, keempat anak melakukan
loncatan tegak dan kelima anak melakukan lari 600/1000 meter. Semua instrumen
harus dilakukan secara urut dan berjalan
secara
continue.
Kebugaran
jasmani bagi anak berkebutuhan khusus merupakan prinsip utama dalam tujuan
pendidikan jasmanin yaitu mengutamakan partisipasi semua anak. upaya pendidikan
untuk membentuk kebiasaan hidup aktif dan sehat di sepanjang hayat. Sumbangan
penting dari aktivitas jasmani dalam pendidikan adalah tercapainya tingkat
kebugaran jasmani siswa yang optimal.
- Komponen
Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani memiliki komponen-komponen yang sangat penting,
karena komponen-komponen tersebut berpengaruh terhadap tingkat kebugaran jasmani
seseorang, dengan kata lain komponen-komponen kebugaran jasmani merupakan
faktor utama yang menentukan baik atau buruknya tingkat kebugaran jasmani
seseorang.
Menurut Lutan (2000: 156-163) bahwa komponen kebugaran jasmani
meliputi beberapa aspek, adapun aspek-aspek tersbut yaitu: kapasitas aerobik,
agilitas, bentuk tubuh, kekuatan otot, power, daya tahan otot, kecepatan,
kecepatan reaksi, koordinasi, dan keseimbangan.
Menurut Muhajir (2006: 58) unsur-unsur kebugaran jasmani
yang harus dilatih yaitu: kekuatan, kecepatan, daya tahan otot jantung dan
paru, kelincahan, daya ledak dan kelentukan. Selain di atas, Menurut Irianto
(2004: 35), ada juga komponen yang ada pada daya tahan otot. Fungsinya adalah
sebagai bentuk kemampuan sekelompok otot yang melakukan serangkaian kerja dalam
waktu lama.
Menurut Lutan (2002: 56), komponen ini adalah untuk mengerahkan
daya maksimal selama periode waktu yang relatif lama terhadap sebuah tekanan
yang lebih ringan dari pada beban yang bisa digerakan oleh seseorang. Daya tahan
otot tersedia dan aktivitas fisik. Kemampuan daya tahan otot sangat dipengaruhi
oleh berapa hal, seperti penerapan prinsip pada latihan yang terdiri dari
Overload dan FIWT (Frekuensi-Intensitas-Waktu-Tipe). Namum, ada komponen
terpenting dalam menentukan kebugaran jasmani siswa, yaitu komponen daya tahan
jantung dan paru-paru. Daya tahan jantung dan paru-paru umumnya diartikan
sebagai ketahanan terhadap kelelahan dan kemampuan pemulihan segera setelah
mengalami kelelahan. Berdasarkan konsep kebugaran jasmani tersebut, maka
kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk setiap siswa berbeda, tergantung dari
sifat tantangan.
Menurut Lutan (2002: 8) bahwa terdapat dua aspek kebugaran jasmani
yang berhubungan dengan kesehatan dan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan
keterampilan. Adapun komponen yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a.
Komponen kebugaran
jasmani yang berhubungan dengan kesehatan
1.
Daya tahan paru
jantung
Daya
tahan paru jantung adalan kemampuan untuk melanjutkan atau tetap melakukan
latihan-latihan yang berat atau jumlah kerja maksimal dimana setiap individu
tampil dalam periode waktu yang lama.
2.
Kekuatan otot
Kekuatan
otot di definisikan sebagai tenaga maksimal satu usaha yang dapat digunakan
melawan resistensi. Kesalahan yang kerap kali terjadi adalah kekuatan dianggap
sebagai simbol kebugaran jasmani sehingga beberapa tes kebugaran jasmani
biasanya menggunakan kekuatan otot.
3.
Kelentukan
Kelentukan
adalah kemampuan persendian untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi
secara maksimal atau merupakan suatu keleluasan sendi melakukan pergerakan.
4.
Komposisi tubuh
Komposisi
tubuh dapat diartikan sebagai susunan tubuh yang digambarkan sebagai relatif
suatu lemak, otot, tulang dan jaringanjaringan lain di dalam tubuh.
b.
Komponen kebugaran
jasmani yang berhubungan dengan keterampilan
1.
Koordinasi
Koordinasi
adalah kemampuan untuk mengintegrasikan sensori, system syaraf dan sistem
otot-otot tulang untuk mengontrol bagianbagian tubuh selama melakukan gerakan
dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan efisien dengan penuh
ketepatan.
2.
Keseimbangan
Keseimbangan
adalah kemampuan mempertahankan posisi tubuh cara cepat pada saat melakukan
setiap gerakan yang dilakukan dengan orientasi kestabilan dan kespesifikasi
dalam hubungannya dengan lingkungan yang ada.
3.
Kecepatan
Kecepatan
adalah kemampuan berpindah dari suatu tempat ketempat yang lain dalam waktu
singkat.
4.
Kelincahan
Kelincahan
didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengubah posisi tubuh dalam suatu ruang
secara cepat dan akurat tanpa kehilangan keseimbangan.
5.
Power
Power
adalah gabungan antara kekuatan dengan kecepatan atau pengerahan gaya otot
maksimum dengan kecepatan maksimum atau dengan kata lain, kecepatan adalah
kemampuan untuk memungkinkan otot atau kelompok otot untuk menghasilkan kerja
secara eksplosif.
Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
komponen kebugaran jasmani meliputi daya tahan paru jantung, kelincahan,
kekuatan, kecepatan, daya tahan otot, keseimbangan, power, koordinasi,
komposisi tubuh, dan daya tahan otot.
- Manfaat
Kebugaran Jasmani
Manfaat
kebugaran jasmani di bagi dua, diantaranya adalah manfaat umum dan khusus.
Adapun manfaat umum yaitu untuk mengembangkan kekuatan, kemampun, kesanggupan,
daya kreasi dan daya tahan dari setiap manusia, yang berguna untuk mempertinggi
daya kerja dalam pembangunan dan pertahanan bangsa dan negara (Ateng, 1992:
65).
Sedangakan manfaat khusus, yaitu manfaat yang golongannya berdasarkan
seperti pekerjaan, misalnya kebugaran jasmani bagi ragawan untuk meningkatkan
prestasi. Kemudian golongan yang berdasarkan pada keadaan seseorang manusia.
Misalnya, kebugaran jamani bagi perempuan yang sedang hamil untuk menhadapi
saat kelahiran. Ada juga golongan yang berdasarkan umur. Misalnya, kebugaran
jasmani bagi anak-anak untuk merangsang perkembangan dan pertumbuhan. Perlunya
melakukan latihan kondisi fisik yang pada dasarnya memegang peranan sangat
penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kebugaran jasmani.
Proses latihan kondisi fisik yang dilakukan secara cermat, berulang-ulang dengan
kian hari.
- Faktor
yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani.
kebugaran jasmani tidak hanya dipakai dengan melakukan
aktifitas jasmani saja melainkan harus memperhatikan beberapa aspek agar
tercapai kebugaran jasmani yang baik tentunya kesehatannya pun akan baik.
Menurut Ateng (Hermawan 2002: 19) menyatakan bahwa “pola hidup sehat itu
meliputi makan, istirahat dan olahraga”.
Menurut Lutan (2002: 73), bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kebugaran jasmani, faktor tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.
Intensitas latihan
Untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, seseorang harus melakukan tugas kerja yang
lebih berat dari kebiasaannya. Hal ini dapat dilakukan baik dengan menmbah
jumlah beban kerjanya atau mempersingkat waktu pelaksanaannya.
b.
Frekuensi latihan
Tidak
ada cara lain yang dapat mengganti latihan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani. Seberapa sering orang berlatihan, hal itu mempengaruhi kebugaran
jasmaninya. Latihan tidak teratur kadang-kadang latihan kadang-kadang tidak
diselingi dengan masa istirahat yang lama juga sama buruknya dengan tidak
latihan.
c.
Bersikap perorangan
Setiap
orang mengalami peningkatan jasmaninya dengan tempo peningkatan yang
berbeda-beda. Setiap anak beraksi dengan cara yang berbeda terhadap tugas gerak
yang diberikan oleh guru pendidikan jasmani.
d.
Motivasi berlatih
Ketika
masih kecil anak-anak begitu senang bermain atau melakukan aktifitas jasman.
Ketika usianya semakin meningkat kegairahan itu justru semkin berkurang.
Keadaan ini tampak misalnya pada jenjang masa pubersitas terutama pada anak
wanita. Faktor yang mempengaruhi partisipasi anak dalam kegitan jasmani pada
orang dewasa, faktor itu antara lain: keinginan untuk memperoleh bentuk tubuh
yang pantas dipandang, keinginan untuk memperoleh banyak relasi atau hubungan sosial,
kemampuan untuk menunjukan kemampuan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani menurut
Roji (2006: 90) dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
Masalah kesehatan,
seperti keadaan kesehtan, penyakit menular dan menahun.
b.
Masalah gizi, seperti
protein, kalori, gizi rendah dan gizi yang tidak memadai.
c.
Masalah latihan fisik,
seperti usai mulai latihan, frekuensi latihan perminggu, intensitas dan volume
latihan.
d.
Masalah faktor
keturunan, antropometri dan kelainan bawaan agar dapat meningkatkan kesegaran
jasmani dengan benar.
Irianto (dalam Trisusanti, 2009: 14) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kebugaran jasmani adalah sebagai berikut:
a.
Makanan Untuk dapat
mempertahankan hidup secara layak manusia memerlukan makanan sehat seimbang,
cukup energi dan nutrisi meliputi: karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral dan air. Kebutuhan energi untuk kerja sehari-hari diperoleh dari
makanan sumber energi dengan proporsi karbohidrat 60%, lemak 25% dan protein
15%. Untuk mendapatkan kebugaran yang berimbang selain memperhatikan makanan
yang sehat berimbang juga dituntut meninggalkan kebiasaan tidak sehat seperti: merokok,
minuman alkohol, makan makanan siap hidang, makan berlebih tidak teratur.
b.
Istirahat
Tubuh
manusia tersusun atas organ, jaringan dan sel yang memiliki kemampuan kerja
terbatas. Seseorang tidak akan mampu bekerja terusmenerus sepanjang sepanjang
hari tanpa berhent. Kelelahan adalah salah satu indikator keterbatasan fungsi
organ tubuh manusia, untuk itu istirahat sangat diperlukan agar tubuh memiliki
kesempatan melakukan recovery (pemulihan), sehingga dapat melakukan
kerja atau aktivitas sehari-hati dengan nyaman.
c.
Berolahraga
Adalah
salah satu alternativ dan aman untuk memperoleh hubungan sebab olahraga
mempunyai multi manfaat antara lain: manfaat fisik (meningkatkan komponen
kesegaran), manfaat psikis (lebih tahan terhadap stres, lebih mampu
berkosentrasi), manfaat sosial (menambah percaya diri dan sarana berinteraksi).
Dari
beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktorfaktor yang
mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani seseorang adalah atihan atau olahraga,
asupan makanan yang dikonsumsi setiap hari, dan istirahat atau drecovery.
- Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan
1. Pengertian
pendidikan Jasmani
Suherman
(2001: 25) mengungkapkan bahwa hakikat pendidikan jasmani merupakan suatu
proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan
membina kemampuan jasmani dan rohani serta kesehatan siswa dan lingkungan
hidupnya agar tumbuh berkembang secara harmonis dan optimis, sehingga mampu
melaksanakan tugas bagi dirinya sendiri dan pembangunan bangsa.
Pendapat
di atas disimpulakan bahwa hakikat pendidikan jasmani adalah suatu proses
pendidikan jasmani yang mendorong, membimbing dan mengembangkan kemampuan
jasmani dan rohani.
2. Manfaat pendidikan jasmani dan olahraga.
Secara
umum, manfaat pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah mencakup sebagai
berikut :
a.
Memenuhi kebutuhan
anak akan gerak.
Pendidikan
jasmani dan olahraga memang merupakan dunia anak-anak dan sesuai dengan
kebutuhan anak-anak. Di dalamnya anak-anak dapat belajar kembali sambil
bergembira melalui penyaluran hasratnya untuk bergerak. Semakin terpenuhinya
kebutuhan akan gerak dalam masa-masa pertumbuhannya, maka kian besar bagi
kualitas pertumbuhan itu sendiri.
b.
Mengenalkan anak pada
lingkungan dan potensi dirinya.
Anak-anak
akan lebih memilih untuk berbuat sesuatu dari pada hanya harus melihat atau
mendengarkan orang lain ketika mereka sedang belajar. Dengan bermain dan bergerak
anak benar-benar belajar tentang potensinya dan dalam kegiatan ini anak-anak
mencoba mengenali lingkungan sekitarnya.
c.
Menanamkan dasar-dasar
keterampilan yang berguna.
Peranan
pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah cukup unik, karena turut mengembangkan
dasar-dasar keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai berbagai
keterampilan dalam kehidupannya dikemudian hari.
d.
Menyalurkan energi
yang berlebihan.
Anak
adalah makhluk yang sedang berada dalam masa kelebihan energy. Kelebihan energi
inilah yang perlu disalurkan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan
mental anak. Segera setelah kelebihan energy tersalurkan, anak akan memperoleh
kembali keseimbangan dirinya. Karena setelah istirahat, anak akan kembali
memperbaharui dan memulihkan kembali energinya secara optimal. (Paturusi.
2012:19)
e.
Merupakan proses
pendidikan secara serempak baik, fisik, mental maupun emosional.
Pendidikan
jasmani dan olahraga yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti
terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata yang diperoleh dari
pendidikan jasmani dan olahraga adalah perkembangan yang lengkap, meliputi
aspek fisik, mental, emosi, social dan moral.
3. Dasar pemikiran dalam pendidikan jasmani dan olahraga.
Pendidikan
jasmani dan kesehatan merupakaan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari
pendidikan umum. Sumbangan nyata pendidikan jasmani dan olahraga adalah untuk
menngembangkan keterampilan (psikomotor)
Ada tiga hal penting yang bisa menjadi
sumbangan unik dari penidikan jasmani dan olahraga, yaitu : (1). Meningkatkan
kebugaran jasmani dan kesehatan siswa. (2). Meningkatkan terkuasainya
keterampilan fisik yang kayaa, serta (3). Meningkatkan pengertian siswa dalam
prinsip-prinsip gerak serta bagaimana menerapkannya dalam praktek.
Paturusi
(2012:20-23 mengungkapkan bahwa untuk meneliti aspek penting dari pendidikan
jasmani dan olahraga, dasar-dasar pemikiran yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut :
a.
Kebugaran
Kebugaran
akan dicapai melalui program pendidikan jasmani dan olahraga yang terencana,
teratur dan berkesinambungan. Denga beban kerja yang cukup berat serta
dilakukan dalam jangka waktu yang cukup secara teratur, kegiatan tersebut akan
berpengaruh terhadap perubahan kemampuan fungsi organ-organ tubuh seperti
jantung dan paru-paru. System peredaran darah dan pernapasan akan bertambah
baik dan efisien, yang didukung oleh system kerja pendukung lainnya. Dengan
bertambah baiknya system kerja tubuh akibat latihan kemampuan tubuh akan
meningkat dalam hal daya tahan, kekuatan dan kelentukannya, demikian halnya
dengan beberapa kemampuan motorik seperti kecepatan, kelincahan dan koordinasi.
b.
Kesehatan.
Pendidikan
jasmani dan olahraga dapat juga membentuk gaya hidup yang sehat. Dengan
kesadarannya anak akan mampu menentukan sikap bahwa kegiatan fisik merupakan
kebutuhan pokok dalam hidupnya, dan akan tetap dilakukannya di sepanjang
hayatnya. Sikap itulah yang kemudian akan membawa anak pada kualitas hidup yang
sehat sejahtera lahir dan batin, yang disebut dengan istilah wellness. Konsep sehat dan sejatera
secara menyeluru berbeda dengan pengertian sehat secara fisik. Anak didik untuk
meraih gaya hidup sehat secara total serta kebiasaan hidup sehat, baik dalam
arti pemahaman maupun prakteknya. Kebiasaan hidup sehat tersebut bukan hanya kesehatan
fisik, tetapi juga mencakup kesejahteraan mental, moral, dan spiritual.
Tanda-tandanya adalah anak lebih tahan dalam menghadapi tekanan dan cobaan
hidup, berjiwa optimis, merasa aman, nyaman, dan tentram dalam kehidupan
sehari-harinya.
c.
Keterampilan fisik.
Keterlibatan
anak dalam asuhan berbagai permainan,
senam, kegiatan bersama, dan lain-lain, merangsang perkembangan gerakan anak
yang efisien yang berguna untuk menguasai berbagai keterampilan. Keterampilan
tersebut bisa berbentuk keterampilan dasar, misalnya berlari, melempar dan
menendang, serta keterampilan khusus seperti senam atau renang. Pada akhirnya
keterampilan itu bisa mengarah kepada keterampilan yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
d.
Terkuasainya
prinsip-prinsip gerak.
Pendidikan
jasmani dan olahraga yang baik harus mampu meningkatkan pengetahuan anak
tentang prinsip-prinsip gerak. Pengetahuan tersebut akan membuat anak mampu
memamahami bagaimana suatu keterampilan dipelajari hingga tingkatannya yang
lebih tinggi. Dengan demikian, seluruh gerakannya bisa lebih bermakna. Sebagai contoh, anak
harus mengerti mengapa kaki harus dibuka dan bahu direndahkan ketika anak
sedang berusaha menjaga keseimbangannya. mereka harus juga mengerti mengapa harus
dilakukan pemanasan sebelum berolahraga,
serta apa akibatnya terhadap derajat kebugaran jasmani bila seorang berlatih
tidak teratur.
e.
Kemampuan berpikir.
Pendidikan
jasmani dan olahraga yang efektif mampu merangsang kemampuan berpikir dan daya
analisis anak ketika terlihat dan daya analisis anak ketika terlihat dalam
kegiatan-kegiatan fisiknya. Pola-pola permainan yang memerlukan tugas-tugas
tertentu akan menekankan pentingnya kemampuan anak dalam hal membuat keputusan.
f.
Kepekaan rasa.
Dalam
hal olah rasa, pendidikan jasmani dan olahraga menempati posisi yang sungguh
unik. Kegiatan yang selalu melibatkan anak dalam kelompok kecil maupun besar
merupakan wahana yang tepat untuk berkomunikasi dan bergaul dalam lingkup social.
Dalam kehidupan social, setiap individu akan belajar untuk bertanggungjawab melaksanakan
peranannya sebagai anggota masyarakat. Untuk dapat berpikir aktif anak pun akan menyadari bahwa ia dan
kelompoknya harus menguasai beberapa keterampian yang diperlukan.. sesunggunya
kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga disebut sebagai ajang nyata untuk
melatih keterampilan-keterampilan hidup (life Skill), agar seseorang dapat
hidup berguna dan tidak menyusahkan masyarakat.
g.
Keterampilan sosial
Kecerdasan
emosional atau keterampilan hidup bermasyarakat sangat mementingkan kemampuan
pengendalian diri. Dengan kemampuan ini sesorang bisa berhasil mengatasi
masalah dengan kerugian sekecil mungkin.
Pendidkan
jasmani dan olahraga menyediakan pengalaman nyata untuk melatih keterampilan
pengendalian diri, membina ketekunanan dan motivasi diri. Hal ini diperkuat
lagi jika proses pembelajaran direncanakan sebaik-baiknya. Setiap adegan
pembelajaran dalam permainan dapat dijadikan arena dialog dan perenungan
tentang apa sisi baik-buruknya suatu keputusan.
h.
Kepercayaan diri dan
citra diri.
Melalui
pendidikan jasmani dan olahraga kepercayaan diri dan citra diri anak akan
berkembang. Citra diri ini merupakan dasar untuk perkembangan kepribadian anak.
Dengan citra diri yang baik seorang merasa aman dan berkeinginan untuk
mengeksplorasi dunia.
- Tes Kesegaran Jasmani
Ada beberapa pendapat tentang pengertian kesegaran jasmani.
Kesegaran jasmani adalah kondisi tes jasmani yang bersangkut paut dengan
kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan
efisien. (Depdiknas:1999:1). Sedangkan menurut ahli pendidikan jasmani dalam
Sudarno menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total
seseorang untuk melakukan sesuatu kerja tertentu dengan hasil baik/memuaskan
dan tanpa kelelahan yang berarti, yang bercirikan semua bagian tubuh dapat
berfungsi secara efisien saat tubuh menyesuaikan diri dengan tuntutan sekitar.
Sudarno sendiri berpendapat bahwa suatu keadaan saat tubuh mampu menunaikan
tugas hariannya dengan baik dan efisien, tanpa kelelahan yang berarti, dan
tubuh masih memiliki tenaga cadangan, baik untuk mengatasi keadaan darurat yang
mendadak, maupun untuk menikmati waktu senggang dengan rekreasi yang aktif.
(Sudarno:1992:9)
Pendapat lain menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah
kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari
dengan giat dan waspada tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta memiliki
cadangan energy untuk mengisi waktu luang dan menghadapi hal-hal darurat yang
tidak terduga sebelumnya (emergency). Kesegaran jasmani menurut pusat kesegaran
jasmani dan kesehatan adalah kemampuan atau kesanggupan fisik seseorang untuk
melaksanakan tugasnya sehari-hari secara
efisien dan efektif dalam waktu yang relative lama tanpa kelelahan yang
berarti. (Pusat kesegaran jasmani dan rekreasi : 1996 : 4). Pendapat lain
dikemukakan juga oleh Pekik (1999:2), beliau berpendapat bahwa yang dimaksud
kesegaran adalah kesegaran fisik (physical Fitness), adalah kemampuan
seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan
kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.
Kesegaran jasmani oleh Iskandar disebut sebagai orang yang
fit yaitu orang sehat yang mempunyai kemampuan untuk mengatasi pekerjaan
sehari-hari dan masih mempunyai tenaga cadangan yang cukup tidak hanya untuk
menghadapi keadaan darurat, tetapi untuk mengasi waktu terluang. Kesegaran
jasmani merupakan kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan
sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh masih
memiliki simpanan tenaga untuk mengatasi beban kerja tambahan (Iskandar ZA,
1999:4). Menurut Soegiyono kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk
mengerjakan sesuatu sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan dan sisa tenaganya
masih dapat untuk menikmati waktu luang, serta siap untuk menghadapi kesukaran
atau bahaya yang mungkin timbul dimana orang-orang yang tidak fit tidak akan
mampu melakukan (Soegiyono, 1982:6).
Adapun pendapat lain mengemukakan bahwa kesegaran jasmani
adalah kemampuan untuk menunaikan tugas-tugasnya sehari-hari dengan gampang,
tanpa merasakan lelah yang berlebihan dan masih mempunyai sisa atau cadangan
tenaga untuk menikmati waktu luangnya dan untuk keperluan-keperluan yang
sifatnya mendadak.
Dapat pula ditambahkan
kesegaran jasmani merupakan kemampuan menunaikan tugas dengan baik walaupun
dalam keadaan sukar dimana orang yang kesegaran jasmaninya kurang tidak akan
mampu melakukannya (Sadoso Sumardjono, 1998: 19) Menurut M Ichsan kesegaran
jasmani merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas sehari-hari denan
penuh kesungguhan dan tanggubg jawab, tanpa memiliki rasa lelah dan dengan
penuh semangat untuk menikmati penggunaan waktu luang dan menghadapi
kemungkinan berbagai bahaya dimasa yang akan datang. Ini berarti dalam jasmani
yang segar teradapat berbagai aspek-aspek kehidupan yang menunjang secara
keseluruhan untuk mencapai hasil yang lebih baik (M.Ichsan, 1988: 54-55). Berdasarkan
pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tes adalah cara yang dapat
dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan, yang
berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa
pertanya-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah, sehingga dapat dihasilkan
nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi tes. Hasil diambil dari
perolehan waktu dari mulai start hingga mencapai finish. Waktu yang dicatat
adalah satuan menit dan detik.
Dari beberapa pendapat di atas maka penulis
menyimpulkan bahwa kesegarn jasmani adalah orang yang mempunyai cukup tenaga
untuk dapat melaksanakan aktifitas untuk mengisi waktu luangnya tanpa mengenal
suatu kelelahan yang cukup karena kesegaran jasmani merupakan corak dari
kehidupannya.
- Kemampuan Motorik.
1.
Pengertian kemampuan
motorik
Kemampuan motorik berasal dari bahsa inggris
yaitu Motor Ability, gerak (motorik) merupakan suatu aktifitas yang sangat
penting bagi manusia, karena dengan gerak (motor) manusia dapat meraih sesuatu
yang menjadi harapannya. Kemampuan motorik merupakan hasil gerak individu dalam
melakukan gerak, baik gerak yang bukan gerak olahraga maupun gerak dalam olahraga
atau kematangan penampilan keterampilan motorik.
Kemampuan
motorik mempunyai pengertian yang sama dengan kemampuan gerak dasar yang
merupakan gambaran umum dari kemampuan berkembangnya pertumbuhan anak.
Berkembangnya kemampuan motorik ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor
pertumbuhan dan faktor perkembangan (Sukintaka, 2001: 47). Kemampuan motorik
merupakan perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh,
keterampilan motorik dan kontrol motorik. Keterampilan anak tidak akan
berkembang tanpa adanya kematangan control motorik. Kontrol motorik tidak akan
optimal tanpa kebugaran tubuh. Kebugaran tubuh tidak akan tercapai tanpa
latihan fisik. Aspek-aspek yang perlu dikembangkan untuk anak adalah motorik,
kognitif, emosi, sosial, moralitas dan kepribadian. Menurut Hurlock (1998: 151)
perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerak jasmaniah melalui
kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot terkoordinasi. Sedangkan Kirkendall
(1980: 213) menyatakan bahwa kemampuan motorik adalah kualitas umum yang
ditingkatkan melalui latihan-latihan. Kemampuan motorik merupakan faktor fisik
yang dapat dikembangkan melalui belajar gerak. Di dalam belajar gerak
diperlukan adanya ketelitian terhadap teknik gerakan yang benar, yaitu dimulai
dari awal sampai akhir gerakan, sehingga kemampuan tersebut akan memberikan
sumbangan terhadap keberhasilan tugas-tugas selanjutnya. Keterampilan motorik
merupakan kemampuan yang penting di dalam kehidupan sehari-hari maupun di dalam
pendidikan Jasmani, agar siswa terampil (mampu) dalam melakukan aktivitas
fisik. Secara umum kemampuan motorik dibagi menjadi dua, yaitu motorik kasar dan
halus.
1. Motorik
kasar
Lutan
(1988: 93) menyebutkan bahwa kemampuan motorik kasar adalah kapasitas seseorang
yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang relatif
melekat setelah masa kanak-kanak. Menurut Sukadiyanto (1997: 70) bahwa
“kemampuan gerak adalah suatu kemampuan seseorang dalam menampilkan keterampilan
gerak yang lebih luas serta diperjelas bahwa kemampuan motorik suatu kemampuan
umum yang berkaitan dengan penampilan berbagai ketrampilan atau tugas gerak”.
Dengan demikian bisa ditarik kesimpulan bahwa kemampuan motorik adalah suatu
kemampuan yang diperoleh dari keterampilan gerak umum, yang menjadi dasar untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan, keterampilan gerak. Seseorang yang
memiliki tingkat kemampuan motorik yang tinggi dapat diartikan bahwa orang
tersebut memiliki potensi atau kemampuan untuk melakukan keterampilan gerak
yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang memiliki kemampuan motorik
rendah.
Menurut Saputra
(2000: 20) kemampuan gerak merupakan kemampuan yang biasa orang lakukan guna
meningkatkan kualitas hidup. Kemampuan gerak dibagi menjadi 3 kategori yaitu:
a. Kemampuan
lokomotor
Kemampuan lokomotor
digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk
mengangkat tubuh ke atas seperti, lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya
adalah berjalan, berlari, skipping, melompat, meluncur, dan lari seperti
kuda berlari (gallop). Dalam bolavoli kemampuan lokomotor contohnya
adalah lompatan smash, berlari mengejar bola untuk di passing.
b. Kemampuan
nonlokomotor
Kemampuan non lokomotor
dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak yang memadai.Kemampuan non lokomotor
terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan
menurunkan, melipat dan memutar, melingkar, melambungkan dan lain-lain
c. Kemampuan
manipulatif
Kemampuan manipulatif
dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam obyek.Kemampuan
manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari
tubuh kita juga dapat digunakan. Manipulasi obyek jauh lebih unggul daripada
koordinasi mata-kaki dan tangan-mata, yang mana cukup penting untuk item: berjalan
(gerakan langkah) dalam ruang. Bentuk-bentuk latihan manipulatif terdiri dari:
1) Gerakan
mendorong (melempar, memukul, menendang)
2) Gerakan
menerima (menangkap) obyek adalah kemampuan penting yang dapat diajarkan dengan
menggunakan bola yang terbuat dari bantalan karet (bola medicine) atau
macam bola yang lain.
3) Gerakan
memantul-mantulkan bola atau mengiring bola.
2. Unsur-unsur
Kemampuan motorik.
Kemampuan motorik
seseorang berbeda-beda tergantung pada banyak pengalaman melakukan gerakan yang
dikuasainya. Kemampuan-kemampuan yang terdapat dalam kemampuan fisik yang dapat
dirangkum menjadi lima komponen, yaitu kekuatan, kecepatan, keseimbangan,
kelincahan dan koordinasi. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam kemampuan
motorik menurut Muthohir dan Gusril (2004: 50), adalah:
a. Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan
sekelompok otot untuk menimbulkan tenaga sewaktu konstraksi. Kekuatan otot
harus dipunyai oleh anak sejak usia
dini. Apabila anak tidak mempunyai kekuatan tentu dia tidak dapat melakukan aktivitas
bermain yang menggunakan fisik seperti berjalan, berlari, melompat, melempar,
memanjat, bergantung dan mendorong.
b. Koordinasi.
Koordinasi adalah
kemampuan untuk mempersatukan atau memisahkan dalam suatu tugas kerja yang
kompleks, dengan ketentuan bahwa gerakan koordinasi meliputi kesempurnaan waktu
antara otot dan sistem syaraf.Anak dalam melakukan lemparan harus ada
koordinasi seluruh anggota tubuh yang terlibat. Anak dikatakan baik koordinasi
gerakannya apabila ia mampu bergerak dengan mudah dan lancar dalam rangkaian
dan irama gerakannya terkontrol dengan baik.
c. Kecepatan.
Kecepatan adalah sebagai
kemampuan berdasarkan kelentukan dalam satuan waktu tertentu.Dalam melakukan
lari 4 detik, semakin jauh jarak yang ditempuh semakin tinggi kecepatan.
d. Keseimbangan.
Keseimbangan adalah
kemampuan seseorang untuk mempertahankan tubuh dalam berbagai posisi.
Keseimbangan dibagi dalam dua bentuk yaitu: keseimbangan statis dan
keseimbangan dinamis. Keseimbangan statis merujuk kepada menjaga keseimbangan
tubuh ketika berdiri pada suatu tempat, keseimbangan dianamis adalah kemampuan
untuk menjaga keseimbangan tubuh ketika berpindah dari suatu tempat ke tempat
lain.
e. Kelincahan.
Kelincahan adalah
kemampuan seseorang mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada
waktu bergerak pada satu titik ke titik lain dalam melakukan lari zig-zag,
semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin tinggi kelincahannya.
Menurut
Bompa yang dikutip oleh Djoko Pekik Irianto (2002: 66), adal ima biomotorik
dasar, yaitu:
a. Kekuatan
adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan.
b. Daya
tahan adalah kemampuan melakukan kerja dalam waktu lama.
c. Kecepatan
adalah perbandingan antara jarak dan waktu atau kemampuan untuk bergerak dalam
waktu singkat.
d. Kelentukan
adalah kemampuan persendiaan untuk melakukan gerakan melalui jangkauan yang
luas.
e. Koordinasi
adalah kemampuan melakukan gerakan pada berbagai tingkat kesukaran dengan cepat
dan tepat secara efisien.
Keterampilan gerak sangat
berhubungan dengan unsur kebugaran jasmani. Adapun unsur-unsur dalam kebugaran
jasmani menurut Lutan (2001: 63-72) adalah sebagai berikut :
a. Kekuatan
otot adalah kemampuan tubuh untuk mengerahkan daya maksimal terhadap objek di
luar tubuh. Dalam pengertian lain, kekuatan otot adalah kemampuan untuk
mengerahkan usaha maksimal.
b. Daya
tahan otot adalah kemampuan untuk mengerahkan daya terhadap objek di luar tubuh
selama beberapa kali. Daya tahan otot terbentuk melalui beban yang relatif
lebih ringan. Namun, pelaksanaan tugasnya dilakukan berulang kali dalam satu
kesempatan.
c. Fleksibilitas
adalah gambaran mengenai luas sempitnya ruang gerak pada berbagai persendiaan
dalam tubuh kita. Seperti melakukan gerakan memelintirkan tubuh, membungkuk,
berputar, dan mengulur.
d. Koordinasi
adalah perpaduan berirama dari sistem syaraf dan gerak dalam sebuah pelaksanaan
tugas secara harmonis dari beberapa anggota tubuh.
e. Kecepatan
adalah kemampuan untuk mengerakkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain dalam
waktu secepat mungkin.
f. Agilitas
adalah kemampuan untuk menggerakkan badan atau mengubah arah secepat mungkin.
g. Power
adalah kemampuan untuk mengerahkan usaha maksimal secepat mungkin.
h. Keseimbangan
adalah kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dalam kaintannya dengan daya
tarik bumi baik dalam situasi diam (statis) dan bergerak (dinamis)
3. Fungsi
Kemampuan Motorik
Menurut
Lutan (2001: 45-47) bahwa pengembangan keterampilan dasar pada siswa Sekolah
Dasar ditekankan pada pengembangan dan pengayakan keterampilan geraknya.
Semakin banyak perbendaharaan gerak dasarnya, semakin terampil ia melaksanakan keterampilan
lainnya, seperti dalam olahraga atau dalam kehidupan sehari-hari, termasuk
keterampilan di tempat mereka bekerja.
Menurut
Muthohir dan Gusril (2004) yang dikutip oleh Ikhsan (2005) bahwa fungsi utama kemampuan
gerak adalah untuk mengembangkan kesanggupan dan kemampuan setiap individu yang
berguna untuk mempertinggi daya kerja. Dengan mempunyai kemampuan gerak yang
baik, seseorang mempunyai landasan untuk menguasai tugas keterampilan gerak
yang khusus. Unsur-unsur kemampuan gerak motorik akan semakin terlatih apabila
siswa semakin banyak mengalami berbagai pengalaman aktivitas gerak yang
bermacammacam. Ingatan akan selalu menyimpan pengalaman yang akan dipergunakan
untuk kesempatan yang lain, jika melakukan gerakan yang sama. Dengan banyaknya
pengalaman gerak yang dilakukan siswa Sekolah Dasar akan menambah kematangan
dalam melakukan aktivitas gerak motorik.
Perkembangan
motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan
fisik anak seperti yang dikatakan oleh Syamsul
(2002:14), motorik anak perlu dilatih agar dapat berkembang dengan baik.
Perkembangan motorik anak berlangsung secara bertahap tapi memiliki alur
kecepatan perkembangan yang berbeda pada setiap anak.
Masa anak
lahir (Late childhood) berlangsung pada usia 6 tahun hingga tiba saatnya
individu menjadi matang secara seksual. Pada masa awal dan masa akhir anak-anak
ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi perkembangan sosial anak. Masa
ini merupakan tahap terpenting bagi anak-anak untuk mengembangkan aspek-aspek
yang ada pada dirinya seperti aspek afektif, kognitif, psikomotorik, maupun
aspek psikososial untuk menyongsong ke masa remaja. Permulaan masa anak akhir
ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu Sekolah Dasar. Bagi sebagian besar
anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupannya, juga bagi yang
pernah mengalami situasi Pra Sekolah. Sementara untuk menyesuaikan diri dengan
tuntutan dan harapan bagi sebagian anak terasa sulit, karena kebanyakan anak
berada dalam keadaan tidak seimbang, anak mengalami gangguan emosional,
sehingga sulit untuk dapat bekerja sama. Oleh karena itu, masuk kelas satu
merupakan peristiwa penting yang sangat menentukan bagi perkembangan sosialnya
sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, perilaku dan nilai bagi
anak.
Motorik
kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar
atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan
sebagainya, (Petterson, 1996:1).
Menurut
Irwan (2008:1) motorik kasar merupakan area terbesar perkembangan di usia
balita. Diawali dengan kemampuan berjalan, lari, lompat dan lempar. Modal dasar
untuk perkembangan ini ada 3 (yang berkaitan dengan sensori utama), yaitu
keseimbangan, rasa sendi (propioceptif) dan raba (taktil).
Sedangkan untuk tahapan perkembangan anak dapat dilihat sesuai usia dan tahap
perkembangan di bawah ini.
a. Usia
24-36 bulan
1.
Berdiri di atas salah satu kaki selama 5-10 detik
2.
Berdiri di atas kaki lainnya selama beberapa saat
3.
Menaiki dan menuruni tangga, dengan berganti-ganti dan
berpegangan pada pegangan tangga
4.
Berlari berputar-putar tanpa kendala
5.
Melompat ke depan dengan dua kaki 4 kali
6.
Melompat dengan salah satu kaki 5 kali
7.
Melompat dengan sebelah kaki lainnya dalam satu
lompatan
8.
Menendang bola ke belakang dan ke depan dengan
mengayunkan kaki
9.
Menangkap bola yang melambung dengan mendekapnya ke
dada
10. Mendorong,
menarik dan mengendarai mainan beroda
atau sepeda roda tiga
11. Mempergunakan
papan luncur tanpa bantuan
12. Membangun
menara yang terdiri dari 9 atau 10 kotak
13. Menjiplak
garis vertikal, horizontal dan silang
14. Mempergunakan
kedua tangan untuk mengerjakan tugas
15. Memegang
kertas dengan menggunakan satu tangan dan mempergunakan gunting untuk memotong
selembar kertas berukuran 5 inci persegi menjadi dua bagian.
b. Usia
36-48 bulan
1. Berdiri
di atas satu kaki selama 10 detik
2. Berjalan
maju dalam satu garis lurus dengan tumit dan ibu jari sejauh 6 kaki
3. Berjalan
mundur dengan ibu jari ke tumit
4.
Lomba lari
5.
Melompat ke depan 10 kali
6.
Melompat ke belakang 1 kali
7.
Bersalto/berguling ke depan
8.
Menendang secara terkoordinasi ke belakang dan ke depan
dengan kaki terayun dan tangan mengayun ke arah berlawanan secara bersamaan
9.
Dengan dua tangan menangkap bola yang dilemparkan dari
jarak 3 kaki
10. Melempar
bola kecil dengan kedua tangan kepada seseorang yang berjarak 4-6 kaki darinya
11. Membangun
menara setinggi 11 kotak
12. Menggambar
sesuatu yang berarti bagi anak tersebut dapat dikenali dengan orang lain
13. Mempergunakan
gerakan-gerakan jemari selama permainan jari
14. Menjiplak
gambar kotak
15. Menulis
beberapa huruf
c. Usia
48- 60 bulan
1. Berdiri
di atas kaki yang lainnya selama 10 detik.
2. Berjalan
di atas garis keseimbangan ke depan, ke belakang dan ke samping.
3. Melompat
ke belakang dengan dua kali berturut-turut
4. Melompat
dua meter dengan salah satu kaki
5. Mengambil
satu atau dua langkah yang teratur sebelum menendang bola
6. Menangkap
bola tenis dengan tangan
7. Melempar
bola dengan memutar badan dan melangkah ke depan
8. Mengayun
tanpa bantuan
9. Menangkap
dengan mantap
10. Menulis
nama depan
11. Membangun
menara setinggi 12 kotak
12. Mewarnai
dengan garis-garis
13. Memegang
pensil dengan benar antara ibu jari dan dua jari Menggambar orang beserta
rambut dan hidung
14. Menjiplak
persegi panjang dan ssegi tiga
15. Memotong
bentuk-bentuk sederhana
Gerakan
yang timbul dan terjadi pada motorik kasar merupakan gerak yang terjadi dan
melibatkan otot-otot besar tubuh dari bagian tubuh dan memerlukan tenaga yang
cukup besar. Pada dasarnya perkembangan motorik kasar berhubungan dengan
perkembangan motorik secara keseluruhan.
Kemampuan
dalam menempatkan tubuh dapat dilihat seperti pada saat anak mulai belajar
untuk dapat berdiri sendiri dan berniat untuk berpindah tempat. Perkembangan
kelompok otot besarnya yang belum dapat menopang berat tubuhnya, membuat anak
tersebut untuk secara otomatis melatih menjaga keseimbangan tubuh dengan cara
memegang dan bersandar pada benda yang kuat. Saat kekuatan otot dan
keseimbangan dirasa cukup, proses bergeraknya menjadi perencanaan gerak, sehingga
tidak hanya bersandar tetapi akan berusaha mendekati benda lain dengan cara
merambat menuju benda-benda lain yang berada didekatnya. Proses tersebut
semakin lama akan semakin berkembang sehingga anak dapat berjalan dengan
langkah yang benar dan kemudian dapat berlari.
Namun
cepat lambatnya suatu perkembangan juga ditentukan oleh latihan yang diberikan
kepada anak.
Schmidt,
(2006:1) menyatakan bahwa, kemampuan motorik kasar dapat diartikan gerakan otot
besar pada tubuh. Pada anak luar biasa pembentukan gerak motorik kasar
terkadang lebih baik daripada pembentukan gerak motorik halusnya. Secara
keseluruhan pembentukan gerak motorik kasar dapat dijaga level pengawasan. Bayi
dan balita yang sedang belajar berjalan biasanya mendapatkan kemampuan tersebut
tanpa terpengaruh anak seumurnya. Meskipun demikian, kemungkinan ada penundaan
dalam memperoleh kemampuan tanda-tanda dini seperti duduk, berguling, dan
berjalan. Kebanyakan balita yang sedang belajar berjalan dapat melakukan
hal-hal tersebut pada saat yang sama tanpa terpengaruh anak seumurnya. Dan
kebanyakan anak luar biasa rata-rata dapat berjalan pada umur dua tahun.
Dikarenakan kemampuan motorik kasar anak luar biasa tidak terpengaruh oleh
perkembangan anak yang berada di sekitar dan seusia dengannya, maka kemampuan
adaptasi anak ditentukan oleh orang atau benda di sekitar anak tersebut.
Bagaimana cara orang melatihkan kemampuan otot besarnya dipadu dengan
benda-benda yang dapat memberikan sarana latihan dan pengalaman bagi anak.
Kemampuan
motorik kasar pada anak pra sekolah saat melakukan aktivitas dilakukan dengan
menggunakan otot-otot besarnya (Soegeng, 2004: 4). Pada anak pra sekolah
motorik kasar berfungsi sebagai
a. Alat pemacu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani serta kesehatan pada anak prasekolah.
b. Alat
untuk membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh.
c. Alat
untuk meningkatkan perkembangan social
d. Alat
untuk menumbuhkan perasaan senang dan memahami kesehatan pribadi.
e. Alat
melatih keterampilan dan ketangkasan gerak serta daya fikir.
2. Motorik
halus.
Kemampuan motorik halus
adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus,
gerakan ini menuntut koordinasi mata, tangan dan kemampuan pengendalian gerak
yang baik yang memungkinkannya untuk melakukan ketepatan dan kecermatan dalam
gerakannya (Sari 1996: 121).
Sedangkan
yang termasuk dalam aktivitas ini antara lain memegang benda kecil seperti
manik-manik, biji-bijian, memegang pensil dengan benar, menggunting, menempel,
meremas kertas, mengikat tali sepatu, mengkancingkan baju, menarik resleting.
Kemampuan
motorik halus sangat diperlukan oleh anak-anak dalam persiapan mengerjakan
tugas-tugas di sekolah, hampir sepanjang hari anak- anak di sekolah menggunakan
kemampuan motorik halus untuk kegiatan akademiknya, termasuk persiapan dalam
menulis permulaan, mewarnai gambar, menggunting gambar dan menempelkannya di
kertas. Dampak negatif jika motorik halus tidak berkembang dengan optimal, maka
anak akan mengalami masalah dalam melakukan gerakan yang melibatkan motorik halus
terutama untuk melakukan gerakan yang sederhana seperti melipat jari, menggenggam,
menjimpit dan menempel sehingga anak mengalami kesulitan dalam menulis dan
kegiatan sehari - hari.
Untuk
memaksimalkan ketrampilan motorik halus pada anak diperlukan latihan-latihan
yang tepat seperti, kemampuan melengkungkan telapak tangan membentuk cekungan (palmar
arching), menggunakan jari telunjuk dan jempol untuk memegang suatu benda,
sembari menggunakan jari tengah dan jari manis untuk kestabilan tangan (hand
side separation), membuat bentuk lengkung dengan jempol dan telunjuk (open
web space). Aktivitas kegiatan yang dilakukan untuk melatih motorik
halusnya diawali dengan latihan yang paling sederhana misalnya dengan meremas
kertas, merobek kertas dan membuat bola kertas dari remasan kertas tersebut.
- Sekolah Luar Biasa
1. Pengertian
Sekolah Luar Biasa.
Secara
etimologis istilah segregasi berasal dari kata segregate (diartikan memisahkan,
memencilkan) atau segregation (diartikan pemisahan). Para ilmuwan kita
mengartikan segregasi sebagai proses pemisahan suatu golongan dari golongan
lainnya; atau pengasingan; atau juga pengucilan. Berkaitan dengan kePLBan,
pendidikan segregasi adalah suatu sistem pendidikan bagi Anak Berkebutuhan
Khusus yang terpisah dari sistem pendidikan anak normal. Sistem pendidikan
segregasi merupakan sistem layanan pendidikan bagi ABK tertua di tanah air
kita, bahkan berdiri sebelum Indonesia merdeka. Pemisahan yang terjadi bukan
sekedar tempat/lokasi, tetapi mencakup keseluruhan program.
Penyelenggaraannya.
Layanan pendidikan semacam ini disebut layanan pendidikan bagi ABK melalui
pemisahan program penyelenggaraan pendidikan secara penuh dari program
pendidikan anak-anak pada umumnya.
Munculnya
istilah pendidikan segregasi sejalan dengan sikap, pandangan masyarakat
terhadap ABK pada saat itu, bahwa ABK adalah anak-anak yang berbeda dalam
banyak hal dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya. Artinya ada perbedaan
yang sangat mencolok, sehingga menimbulkan kekhawatiran/keraguan akan kemampuan
anak-anak ABK jika belajar secara bersama-sama dengan anak normal pada umumnya.
Oleh karena itu mereka harus mendapat layanan pendidikan secara khusus
(terpisah dari yang normal). Maka timbulah pandangan bahwa konsep Pendidikan
Luar Biasa saat itu identik dengan Sekolah Luar Biasa. Selain sikap atau
pandangan masyarakat dalam memisahkan pendidikan anak, juga profesi para
pendahulu yang peduli terhadap mereka. Jika kita melihat sejarah, para pionir
untuk pendidikan segregasi ini seperti Maria Montessori, Edward Seguin, dan
Itard, cara pandang mereka terhadap anak berkelainan seperti layaknyapasien.
Cara pandang seperti itu cukup beralasan karena mereka merupakan akhli medis.
Dengan profesi mereka, tentu saja pendekatan terhadap anak akan menggunakan
pendekatan medis pula. Oleh karena itulah anak-anak berkelainan dianggap
sebagai orang yang sakit. Dengan menganggap mereka sakit, maka pendekatan yang
digunakan untuk mereka yaitu diagnosa. Setelah mereka didiagnosa maka akan
muncul label penyakit. Dengan cara kerja seperti di atas, yang dibawa pada
bidang pendidikan maka ditemukanlah anak tunanetra bagi anak dengan gangguan
penglihatan , misalnya dan seterusnya. Dengan kata lain, adanya diagnosis
memunculkan anak khusus (ALB), sekolah/tempat khusus (PLB) atau Special Education,
layanan pendidikan khusus, sesuai dengan labelnya yang akhirnya memunculkan
katagori-katagori anak. Sifat sekolah yang khusus inilah yang kita sebut
pendidikan segregasi. Jadi dalam pendidikan segregasi kebutuhan (needs) anak
tidak dilihat secara individu. Secara skematis alur fIkir lahirnya pendidikan
segregasi adalah seperti berikut:
Sekolah luar biasa
merupakan lembaga yang memberikan pelayanan pendidikan secara khusus untuk
peserta didik yang menyandang jenis kelainan tertentu.
a. Sekolah
Luar Biasa.
Menurut direktorat
pembinaan Sekolah Luar Biasa adalah salah satu jenis sekolah yang
bertanggunjawab melaksanakan pendidikan untuk anak yang berkebutuhan khusus.
Sekolah Luar Biasa secara
umum diberi wewenang untuk melayani beberapa atau semua jenis kelainan fisik
dan mental seperti :
1. Tunanetra.
Tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatannya,
berupa kebutuhan menyeluruh dan atau sebagian walaupun telah diberi pertolongan
dengan alat-alat bantu masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
2. Tunarungu.
Tunarungu adalah anak yang
kehilangan seluruh atau sebagian pendengarannya sehingga tidak atau kurang
mampu berkomunikasi secara verbal dan walaupun telah diberikan pertolongan
dengan alat bantu dengar masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Pelayanan pendidikan khusus di Sekolah luar Biasa ke dua sekolah tersebut
meliputi cara penyampaian pengajaran dan keterampilan, seperti anak yang
kehilangan pendengaran total menggunakan bahasa isyarat maupun media tulisan,
namun pada anak yang masih mempunyai kehilangan pendengaran Tetapi masih mampu
menggunakan sisa-sisa pendengarannya walaupun sedikit yaitu menggunakan bahasa
oral.
3. Tunagrahita.
Tunagrahita adalah anak
yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam perkembangan mental (fungsi
intelektual dibawah teman-teman seusianya) disertai kekurangmampuan atau
ketidakmampuan untuk belajar dan untuk menyesuaikan diri sedemikian rupa
sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
4. Tunalaras.
Tunalaras adalah anak yang
mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan bertingkah laku sesuai dengan
norma-norma yang berlaku dimasyarakat pada umumnya, sehingga memerlukan layanan
pendidikan khusus demi kesejahteraan dirinya maupun lingkungannya.
5. Tunadaksa.
Tunadaksa adalah anak yang
menngalami kelainan atau bicara yang menetap pada alat-alat gerak (tulang,
sendi, otot) sedemikian rupa sehingga memerlukan layanan pendidikan khusus.
Pelayanan jenis ketunaan pad sekolah luar biasa tergantung pada
studik kelayakan yang antara lain mengungkapkan kebutuhan jumlah dan jenis
ketunaan tertentu yang harus dilayani dilingkungan tersebut.
|
|
Gambar 2.1. Siklus Pendidikan Segregasi lahir
sejalan dengan sikap dan pandangan masyarakat saat itu terhadap anak yang
mengalami hambatan, serta para pakar pendidikan yang berbasis kedokteran.
- Profil umum SMP LB Abepura dan SMP LB Buper Waena.
Ke dua SLB ini terletak di daerah
abepura kota jayapura. SLB Abepura berada di daerah kotaraja distrik abepura
tepatnya di kota abepura dan bisa dapat
di akses dengan angkutan umum. Selain itu Sekolah tersebut di lengkapai dengan
sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar termasuk
dengan fasilitas olahraga yang lengkap, sedangkan SLB buper waena terletak di
Distrik Heram dan lokasi sekolah tersebut terletak jauh dari jalan protocol
sehingga tidak ada angkutan umum yang dapat menjangkau daerah tersebut. Selain
itu sekolah tersebut di lengkapi dengan fasilitas belajar mengajar yang lengkap
dengan asrama sekolah dan kantin. tetapi sekolah tersebut tidak mempunya
prasarana olahraga yang memadai dan juga sekolah tersebut terletak di daerah
yang datarannya cukup tinggi dari permukaan laut.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian
Untuk
memperoleh suatu data yang sempurna dalam suatu penelitian ilmiah, maka
diperlukan metode yang mendukung. Adapun Jenis penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif dengan metode survei dan pengambilan data menggunakan
teknik tes dan pengukuran. Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan
serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan
intelegensi dan kemampuan yang dimiliki oleh individu, (Arikunto, 2002 :127).
B.
Variabel
penelitian.
Menurut
Arikunto (2006 :91), variabel adalah objek penelitian atau apa saja yang
menjadi titik perhatian dari suatu penelitian. Variabel dalam penelitian merupakan obyek yang
dijadikan sasaran dalam penelitian, objek tersebut sering kita sebut sebagai
gejala, sedangkan gejala-gejala yang menunjukan variasi baik dalam jenisnya maupun
tingkataannya disebut variabel. Variabel
dalam penelitisn ini adalah tingkat kebugaran jasmani dan kemampuan
motorik antara siswa SMP SLB Negeri
Abepura dengan siswa SMP SLB Negeri Buper Waena
C.
Populasi dan
sampel
1. Populasi.
Populasi didefinisikan sebagai
kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian,
Saifuddin (1998:77). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa dan siswi di SMP LB Abepura dan siswa siswi SMP LB Buper Waena.
2. Sampel
Sampel di ambil secara
keseluruahn dari seluruh siswa/siswi dari kedua sekolah tersebut :
a. SMP LB Abepura
sebanyak 11 orang
b.SMP
LB Buper Waena sebanyak 15 orang.
D.
Instrumen
Penelitian.
1. Kebugaran
Jasmani
Instrument yang digunakan
dalam penelitian TKJI depdiknas tahun 1999 bagi remaja 6-19. Instrument ini
terdiri atas.
a. Untuk putra terdiri
dari :
1
Lari 30 meter (usia 6-9 tahun), lari 40 meter (usia
10-12 tahun), lari 50 meter (usia 13-15 meter) lari 60 meter (usia 16-19 tahun).
2
Gantung angkat tubuh (pull up), (usia 6-12 tahun)
dipertahankan, untuk usia (usia 13-19 tahun) selama 60 detik.
3
Baring duduk (sit up) selama 30 detik (usia 6-12
tahun), 60 detik untuk (usia 13-19 tahun).
4
Loncat tegak (vertical jamp).
5
Lari 600 meter (usia 6—12 tahun), lari 1000 (usia 13-15
tahun), lari 1200 (usia 16-19 tahun)
a. Untuk
putera terdiri dari :
1. Lari
30 meter (usia 6-9 tahun), lari 40 meter (usia 10-12 tahun), lari 50 meter
(usia 13-15 tahun) lari 60 meter (usia 16-19 tahun).
2. Gantung
angkat tubuh (pull up) (usia 6-12 tahun) dipertahankan selama 30 detik, untuk
usia (usia 13-19 tahun) selama 60 detik dipertahankan.
3. Baring
duduk (sit up) selama 30 detik, untuk (usia 6-12 tahun), 60 detik untuk (usia
13-19 tahun).
4. Loncat
tegak (vertical jump)
5. Lari
600 (usia 6-12 tahun), lari 800 meter (usia 13-15 tahun), lari 1000 (usia 16-19
tahun).
Tes
kebugaran jasmani umur 6-19 tahun yang dikeluarkan
depdiknas merupakan tes yang sudah teruji kesahannya. Nilai validitas dan
reabilitas instrument yang digunakan adalah :
1. Usia
6-9 tahun
a. Validitas
TKJI untuk usia 6-9 tahun.
1) Untuk
putra 0,894
2) Untuk
putrid 0,338
b. Reabilitas
TKJI untuk usia 6-9 tahun
a) Untuk
putra 0,791
b) Untuk
putrid 0,715
2. Usia
10-12 tahun.
a. Validitas
TKJI untuk usia 10-12 tahun.
a) Untuk
Putra 0,884
b) Untuk
Putri 0,897
b. Reabilitas
TKJI untuk usia 10-12 tahun
a) Untuk
putra 0,911
b) Untuk
putri 0,942
c. Usia
13-15 tahun
a) Validitas
TKJI untuk usia 13-15 tahun
1. Untuk
putra 0,950
2. Untuk
putri 0,923
b) Reabilitas
TKJI untuk usia 13-15 tahun
1. Untuk
putra 0,960
2. Untuk
putri 0, 804
d. Usia
16-19 tahun
1. Validitas
TKJI untuk usia 16-19n tahun
a) Untuk
Putra 0,960
b) Untuk
putri 0,673
2. Reabilitas
TKJI untuk usia 16-19 tahun.
a) Untuk
putra 0,720
b) Untuk
putri 0,673.
2. Kemampuan
Motorik.
Untuk
mendapatkan data tentang kemampuan motorik kasar anak diperlukan instrument.
Instrumen tersebut adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan mootorik
kasar anak.
Untuk mengetahui kemampuan motorik kasar anak, dilakukan tes yang terdiri
atas :
a.
Tes berjalan di atas garis lurus sejauh 5 meter.
b.
Tes lari menghindari lima buah rintangan sejauh 15
meter.
c.
Tes berdiri di atas satu kaki selama 10 detik.
d.
Tes meloncat dari atas balok setinggi 15 cm
e.
Tes melompt dari balik setinggi 15 cm.
Instrument yang dimaksud di atas
dapat mewakili hasil kemampuan motorik kasar anak.
Dari
tes tersebut dapat diketahui validitas dan reliabilitas tes tersebut, untuk
validitas keseluruhan tes motorik kasar anak dapat dilihat pada table di bawah
ini :
Table. 3.1 Validitas tes kemampuan motorik
kasar anak
no
|
Butir Tes
|
Validitas
|
1
|
Berjalan di atas garis lurus
sejauh 5 meter
|
0,924
|
2
|
Lari menghindari 5 buah
rintangan sejauh 15 meter.
|
0,860
|
3
|
Berdiri di atas satu kaki
selama 10 detik
|
0,686
|
4
|
Melompat dari atas balok
setinggi 15 cm
|
0,813
|
5
|
Meloncat dari atas balok
setinggi 15 cm
|
0,612
|
Selain di ketahui
validitas tes untuk kemampuan motorik kasar anak juga diketahui reliabilitas
tes motorik kasar anak. Tes reliabilitas motorik kasar anak dapat di lihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 3.2 Reabilitas tes kemampuan motorik kasar anak.
no
|
Butir Tes
|
reliabilitas
|
1
|
Berjalan di atas garis lurus sejauh 5 meter
|
0,966
|
2
|
Lari menghindari 5 buah rintangan sejauh 15 meter.
|
0,867
|
3
|
Berdiri di atas satu kaki selama 10 detik
|
0,875
|
4
|
Melompat dari atas balok setinggi 15 cm
|
0,843
|
5
|
Meloncat dari atas balok setinggi 15 cm
|
0,893
|
Hasil tes
di bagi menjadi 3 kategori yaitu : baik, sedang, dan kurang. Untuk skor bakunya
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.3 Skor baku perkembangan motorik kasar anak
no
|
Kemampuan motorik kasar
|
Skor baku
|
1
|
Baik
|
11-15
|
2
|
Sedang
|
6-10
|
3
|
kurang
|
1-5
|
E.
Teknik
Analisi Data
1. Kebugaran
jasmani
Teknik analsis data adalah
cara mengkonversikan data kasar ke dalam format
norma nilai TKJI untuk menentukan baik sekali, sedang, kurang, kurang
sekali dan menarik kesimpulan berdasarkan data yang ada untuk membandingkan
antara ke dua sekolah tersebut.
a. Untuk
tes kebugaran jasmani bisa menggunakan nilai
dari ke lima butir tersebut dijumlahkan dan hasil penjumlahan tersebut
menjadi dasar untuk menentukan kategori tes kebugaran jasmani peserta didik
dengan menggunakan tabel norma TKJI.
Tabel 3.4. Tabel nilai TKJI untuk Putra usia 6-9 tahun
nilai
|
Lari 30 meter
|
Gantung angkat tubuh
|
Baring duduk
|
Loncat tegak
|
Lari
600 meter
|
nilai
|
5
|
s.d 5,5 “
|
Ke atas 40”
|
17 Ke atas
|
38 Ke atas
|
S.d 2’39”
|
5
|
4
|
5.6” – 6,1”
|
22 – 39
|
13 – 16
|
30 – 37
|
2’40” – 3’00”
|
4
|
3
|
6,2” – 6,9
|
9 – 21
|
7 – 12
|
22 – 29
|
3’01” – 3’45”
|
3
|
2
|
7,0” – 8,6”
|
3 – 8
|
2 – 6
|
13 – 21
|
3’46”–4’48”
|
2
|
1
|
8,7” dst
|
0 – 2
|
0 – 1
|
12 dst
|
4’49” dst
|
1
|
Tabel 3.5. Tabel Nilai TKJI untuk putri usia 6-9 tahun.
nilai
|
Lari 30 meter
|
Gantung angkat tubuh
|
Baring duduk
|
Loncat tegak
|
Lari
600 meter
|
nilai
|
5
|
s.d 5,8”
|
33” ke atas
|
15 Ke atas
|
38 ke atas
|
s.d 2’53”
|
5
|
4
|
5.9” – 6,6”
|
18” – 32”
|
11 – 14
|
29 – 37
|
2’54” – 3’23”
|
4
|
3
|
6,7” – 7,8”
|
9” – 17”
|
4 – 10
|
22 – 28
|
3’24”-4’08”
|
3
|
2
|
7,9” – 9,2”
|
3” – 8”
|
2 – 3
|
13 – 21
|
4,07” – 5,05”
|
2
|
1
|
9,3” dst
|
0 – 2”
|
0 – 1
|
1-12
|
5’04” dst
|
1
|
Tabel 3.6. Tabel Nilai TKJI untuk Putra usia 10-12 tahun.
nilai
|
Lari 30 meter
|
Gantung angkat tubuh
|
Baring duduk
|
Loncat tegak
|
Lari
600 meter
|
nilai
|
5
|
s.d - 6,3”
|
51” ke atas
|
23 ke atas
|
46 ke atas
|
s.d- 2’09”
|
5
|
4
|
6,8” – 7,6”
|
31” – 50”
|
18 – 22
|
48 – 45
|
2’10” -2’30”
|
4
|
3
|
7,7” – 8,7”
|
15” – 30”
|
12 – 17
|
41 – 37
|
2’.31”-2’45”
|
3
|
2
|
8,8” -9,7”
|
5” – 14”
|
4– 11
|
24 – 30
|
2’46” – 3’44”
|
2
|
1
|
10,4”- dst
|
4” dst
|
0 – 3
|
23 dst
|
3’45” dst
|
1
|
Tabel 3.7. Tabel Nilai TKJI untuk Putri usia 10-12 tahun.
nilai
|
Lari 30 meter
|
Gantung angkat tubuh
|
Baring duduk
|
Loncat tegak
|
Lari
600 meter
|
nilai
|
5
|
s.d- 6.7”
|
40” ke atas
|
20 ke atas
|
42 ke atas
|
s.d-2’32”
|
5
|
4
|
6.8” – 7,6”
|
20” – 39”
|
14 – 19
|
34 – 41
|
2’33” – 2’54”
|
4
|
3
|
7,5” – 8,3”
|
8” – 19”
|
7 – 13
|
28 – 33
|
2’55”–3’28”
|
3
|
2
|
8,4” – 9,6”
|
2” – 7”
|
2 – 6
|
21 – 27
|
3’29–6’22”
|
2
|
1
|
9,7” dst
|
0” – 1”
|
0 – 1
|
20 dst
|
4’23” dst
|
1
|
Tabel 3.8. Tabel Nilai TKJI untuk Putra usia 13-15 tahun.
nilai
|
Lari 30 meter
|
Gantung angkat tubuh
|
Baring duduk
|
Loncat tegak
|
Lari
600 meter
|
nilai
|
5
|
s.d - 6,7”
|
16 ke atas
|
38 ke atas
|
66 ke atas
|
s.d 3’04”
|
5
|
4
|
6.8” – 7,6”
|
11 – 15
|
28 – 37
|
53 – 65
|
3’05” – 3’53”
|
4
|
3
|
7,7” – 8,7”
|
6 – 10
|
19 – 27
|
42 – 52
|
3’54” – 4’46”
|
3
|
2
|
8,8” – 10,3”
|
2 – 5
|
8 – 18
|
31 – 41
|
4’47” – 6’04”
|
2
|
1
|
10,4”- dst
|
0 – 1
|
0 – 7
|
s.d 30
|
6’05” dst
|
1
|
Tabel 3.9. Tabel Nilai
TKJI untuk Putri Usia 13-15 Tahun
nilai
|
Lari 30 meter
|
Gantung angkat tubuh
|
Baring duduk
|
Loncat tegak
|
Lari
600 meter
|
nilai
|
5
|
Sd 7.7”
|
41” ke atas
|
28 ke atas
|
50 ke atas
|
s.d 3’06”
|
5
|
4
|
7.8” – 8,7”
|
22” – 40”
|
19 – 27
|
39 – 49
|
3’07” – 3’55”
|
4
|
3
|
8,8” – 9,9”
|
10” – 21”
|
9 – 18
|
30 – 38
|
3’56” – 4’58”
|
3
|
2
|
10,0” – 11,9”
|
3” – 9”
|
3 – 8
|
21 – 29
|
4’59” – 6’40”
|
2
|
1
|
12,0”-dst
|
0” – 2”
|
0 – 2
|
20 dst
|
6’41 dst
|
1
|
Tabel 3.10. Tabel Nilai
TKJI untuk Putra Usia 16-19 Tahun.
nilai
|
Lari 30 meter
|
Gantung angkat tubuh
|
Baring duduk
|
Loncat tegak
|
Lari
600 meter
|
nilai
|
5
|
s.d 7,2”
|
19 ke atas
|
41 ke atas
|
73 ke atas
|
s.d- 3’14”
|
5
|
4
|
7.3” – 8,3”
|
14 – 18
|
30 – 40
|
60 – 72
|
3’15” – 4’25”
|
4
|
3
|
8,4” – 9,6”
|
9 – 13
|
21 – 29
|
50 – 59
|
4’26” – 5’12”
|
3
|
2
|
9,7” – 11,0”
|
5 – 8
|
10 – 20
|
39 – 49
|
5’13” – 6’33”
|
2
|
1
|
11,1” dst
|
0 – 4
|
0 – 9
|
38 dst
|
Dst 6’34”
|
1
|
Tabel 3.11. Tabel Nilai
TKJI untuk Putri Usia 16-19 Tahun
nilai
|
Lari 30 meter
|
Gantung angkat tubuh
|
Baring duduk
|
Loncat tegak
|
Lari
600 meter
|
nilai
|
5
|
s.d 8,4”
|
41” ke atas
|
28 ke atas
|
50 ke atas
|
s.d 3’52”
|
5
|
4
|
8,5” – 9,8”
|
22” – 40”
|
20 – 28
|
39 – 49
|
8,5” – 9,8”
|
4
|
3
|
9,9” – 11.4”
|
10” – 21”
|
10 – 19
|
31 – 38
|
9,9” – 11.4”
|
3
|
2
|
11,5” – 13,4”
|
3” – 9”
|
3 – 9
|
23 – 30
|
5’59” – 7’23”
|
2
|
1
|
≥ 13,5”
|
0” – 2”
|
0 – 2
|
22 dst
|
7’24” dst
|
1
|
Hasil penjumlahan butir tes kemudian dianalisis dengan cara deskriptif
persentase untuk mengetahui status kebugaran jasmani peserta didik pada siswa/i
SLB SMP Abepura dan siswa/I SLB SMP Negeri Buper waena, yaitu dengan cara
mengganti dengan satuan yang sama yaitu nilai. Untuk mendapatkan hasil akhir,
maka data tersebut disesuaikan dengan tabel norma tes kebugaran jasmani
Indonesia sebagai berikut :
Tabel 3.12. Tabel Norma
TKJI untuk Putra dan putri
No
|
Jumlah nilai
|
Klasifikasi
Kebugaran Jasmani
|
1.
|
22 – 25
|
Baik sekali ( BS )
|
2.
|
18 – 21
|
Baik ( B )
|
3.
|
14 – 17
|
Sedang ( S )
|
4.
|
10 – 13
|
Kurang ( K )
|
5.
|
5 – 9
|
Kurang sekali ( KS
)
|
2. Kemampuan
Motorik
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif
dengan persentase. Statistik deskriptif adalah statistic yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui
data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. (Sugiyono 2003:221).
Definisi deskriptif yaitu menggambarkan
data dengan sejelas-jelasnya yang meliputi :
a. Mencari
kecenderungan sentral (kecenderungan data yang terdiri atas rata-rata media,
modus, minimum, maksimal, range, variance dan standar deviasi.
b. Menyusun
tabel kategori.
c. Menampilkan
dalam bentuk gambar
Menurut Arikunto
(1998 :245-246) rumus yang di gunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan
:
P :
presentase yang dicari
F :
frekuensi
N :
Jumlah Responden
6. Data
yang diperoleh dari setiap item tes merupakan data kasar, kemudian hasil tersebut
dimasukan ke dalam tabel nilai dan dikonversikan ke dalam tabel. Data yang
diperoleh dalam penelitian ini di analisis menggunakan teknik analisis
statistik deskriptif presentase untuk mengidentifikasi atau mengetahui tingkat
kemampun motorik kasar anak pada SMP LB Abepura dan SMP LB Buper waena.
DAFTAR
PUSTAKA.
Undang-undang RI No.2 1989 1989 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Penjelasannya, Penerbit Aneka Ilmu, Semarang. Di
akses di http://repository.upi.edu/12363/4/S_PLB_1004947_Chapter1.pdf pada tanggal 18 juni
2015.
perpustakaan UNY. Perkembangan motorik anak. Diakses dihttp://eprints.uny.ac.id/15373/1/Skripsi%20Aniati%2009111244017.pdf
pada tanggal 3 juni 2015
perpustakaan UNY Factor yang mempengaruhi motorik anak di akses darihttp://eprints.uny.ac.id/7942/3/bab2%20%2009111247010.pdf. Pada tanggal 3 juni 2015.
Perpustakaan UPI Faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani.di akses dari
http://repository.upi.edu/2565/9/S_KOR_0808553_BIBLIOGRAPHY.pdf
Zan Mufadilah (2013) Pengertian pendidkan
jasmani.diakses di.
http://digilib.unila.ac.id/8108/16/BAB%20II.pdf.
pada tanggal 18 juni 2015.
Drajat Putut (2014)Factor yang mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani
akses di.http://eprints.uny.ac.id/15073/1/SKRIPSI%20DRAJAT%20PUTUT%2010603141026.pdf
pada tanggal 18 juni 2015.
Perpustakaan UNY. Pengertian pendidikan jasmani. Diakses di http://eprints.uny.ac.id/13609/1/Isi.pdf
pada tanggal 15 juni 2015.
Perpustakaan UNNES. Tes kesegaran jasmani. Diakses dihttp://lib.unnes.ac.id/19433/1/6101908012.pdf
pada tanggal 18 juni 2015.
Mufiyadi (2008) Pengertian
kebugaran jasmani. Di akses dari http://eprints.uny.ac.id/7967/3/BAB%20II%20-%2010601247008.pdf.
Pada tanggal 11 juni 2015.
UNNES. Pengertian kesegaran jasmani. Diakses di http://lib.unnes.ac.id/18932/1/6301407050.pdf
pada tanggal 18 juni 2015.
Lin solihin (2008).Pengertian
kemampuan motorik. Di akses dari http://eprints.uny.ac.id/7696/3/BAB%202%20-%2008601244165.pdf.
Pada tanggal 15 juni 2015.
Perpustakaan UNY.Definisi kemampuan motorik. Di akses di http://eprints.uny.ac.id/7696/3/BAB%202%20-%2008601244165.pdf.pada
tanggal 18 juni 2015.
Aulia Azmi (2014) Motorik kasar. Di akses dari .http://eprints.uny.ac.id/13587/3/BAB%20II.pdf.
http://eprints.uny.ac.id/9411/3/BAB%202%20-%2010604227171.pdf. Pada tanggal 15
juni 2015.
Perpustakaan UNY. Motorik kasar. Di akses dari http://eprints.uny.ac.id/8784/3/bab%202%20%2810604227213%29.pdf.
http://eprints.uny.ac.id/8832/3/bab%202%20%28NIM%2009604227197%29.pdf.
Pada tanggal 13 juni 2015.
Perpustakaan UNNES. Pengertian motorik kasar. Di akses di http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr/article/viewFile/1382/1350
pada tanggal 15 juni 2015.
Badrusman (2014) pengertian
motorik halus. Diakses dihttp://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_%26_REKREASI/PRODI._ILMU_KEOLAHRAGAAN/195911041986011-BADRUZAMAN/Tugas_Perkem_%26_bljar_gerak.pdf.
pada tanggal 12 juni 2015.
Aulia Azmi (2014) pengertian motorik kasar. Di akses dihttp://eprints.uny.ac.id/15840/1/SKRIPSI_AuliaAzmi.pdf.
pada tanggal 15 juni 2015.
Perpustakaan UNY. Kemampuan motorik halus. Di akses di http://eprints.uny.ac.id/15798/2/BAB%20II.pdf.
Pada tanggal 18 juni 2015.
Mimi casimin. Pengertian sekolah luar biasa. Di akses darihttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195403101988032-MIMIN_CASMINI/Pendidikan_Segregasi.pdf.
pada tanggal 10 juni 2015.
Mufiyadi (2013) Pengertian metode penelitian. Di akses darihttp://eprints.uny.ac.id/9730/3/Bab%203%20-08108249113.pdf.
pada tanggal 15 juli 2015.
Perpustakaan UPI. Variabel penelitian. Di akses dari http://repository.upi.edu/347/6/S_FPEB_0905992_CHAPTER3.pdf.pada
tanggal 21 23 juni 2015.
Perpustakaan UNY. Definisi populasi dan sampel. Di akses dari http://eprints.uny.ac.id/14142/5/BAB%20III.pdf.
Pada tanggal 23 juni 2015.
KISAH CERITA SUKSES DARI SAYA, AWAL JADI HONORER SEKARANG SAYA SUDAH JADI PNS GURU DI JAWA TIMUR
BalasHapusYANG HANYA BISA DI PERCAYA
BPK DR HERMAN M. SI NO HP BELIAU 0853-2174-0123
Sumpah demi allah ini kisah cerita nyata saya jadi PEGAWAI NEGERI SIPIL
Alhamdulillah berkat bantuan BPK DR HERMAN M. SI beliau selaku DIREKTUR APARATUR SIPIL NEGARA di BKN pusat yang telah membantu saya jadi PNS, Nomor hp bpk DR HERMAN M. SI hp: 0853-2174-0123
KISAH CERITA SAYA JADI PNS Assalamu Alaikum wr-wb,Mohon maaf mengganggu waktu dan aktifitas ibu/bapak,saya cuma bisa menyampaikan melalui pesan singkat dan semoga bermanfaat, saya seorang honorer baru saja lulus jadi PNS k2 tahun 2014, dan Saya ingin berbagi cerita kepada anda, Bahwa dulunya saya ini cuma seorang Honorer di sekolah dasar, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 5 kali mengikuti ujian, tidak pernah lolos bahkan saya sempat putus asah, namun teman saya memberikan no telf Bpk DR HERMAN M. SI yang bekerja di BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur 13640 sebagai DIREKTUR APARATUR SIPIL NEGARA yang di kenalnya di bkn jakarta dan saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui alamat kantor beliau, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisa nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya anda bisa, Hubungi Bpk dr herman m. Si , siapa tau beliau bisa bantu. Wass...