PROPOSAL PENELITIAN (Perbandingan Kebugaran Jasmani dan Kemampuan Motorik Kasar antara Siswa SMP LB Abepura dengan Siswa SMP LB Negeri Pembina Provinsi Papua)

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Kebugaran jasmani merupakan salah satu komponen dalam mencapai suatu produktivitas yang baik. Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang melakukan aktivitas primer sehari-hari tanpa merasa lelah dan masih mempunyai cukup tenaga untuk melakukan aktivitas yang lain. Untuk meningkatkan kebugaran jasmani, perlu dilakukan kegiatan yang dapat menjaga dan meningkatkan kebugaran jasmani. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu olahraga secara teratur. Olahraga yang paling sederhana yaitu berlari atau jogging. Olahraga lain yang kini diminati masyarakat dan menggunakan sarana yang modern, misalnya fitness, senam aerobic,. Olahraga harus dilakukan secara teratur untuk dapat mencapai kebugaran yang maksimal. Selain berolahraga secara teratur, perlu juga istirahat dan gizi yang seimbang untuk menjaga kondisi dan kesehatan tubuh.
Kesegaran jasmani merupakan modal utama yang semestinya dimiliki oleh seseorang, baik itu orang dewasa maupun anak-anak. Kesegaran jasmani dapat diperoleh dengan cara melakukan aktivitas jasmani secara teratur dan terukur baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. Kesegaran jasmani yang baik akan menjamin seseorang akan dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari. Dengan kesegaran jasmani yang baik seseorang akan menampakkan penampilan yang optimal, percaya diri, senantiasa bersemangat dan bergairah dalam hidupnya.
Pembinaan kesegaran jasmani merupakan hal penting untuk meningkatan kualitas fisik, karena dengan kesegaran jasmani tentunya seseorang akan dapat beraktivitas secara maksimal dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya.  Mereka melakukan olahraga maupun permainan hanya untuk memperoleh kesenangan, sehingga dalam melakukan kegiatan tersebut tidak sesuai dengan program latihan yang sesuai.
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dalam melakukan kegiatan olahraga, disamping menjadikan tubuh yang bugar akan dapat meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru, memperkuat sendi dan otot, menurunkan tekanan darah, mengurangi lemak, memperbaiki bentuk tubuh serta banyak hal yang tentunya sangat bermanfaat untuk tubuh. Saat ini banyak masyarakat sadar akan kesehatan, banyak yang berlomba-lomba untuk meningkatkan kesehatannya dengan berolahraga agar mereka merasa sehat dan lebih semangat dalam hidupnya. Untuk itu agar peningkatan kualitas fisik masyarakat dapat terwujud dengan baik perlu ada komitmen dan dukungan dari pemerintah agar dapat mewujudkan kualitas fisik masyarakat yang sehat dan maju sehingga dapat mewujudkan manusia yang energik atau produktif yang mana hal ini merupakan modal utama dalam strategi dasar era pembangunan dan modernisasi.
Soemanto (1987 : 2), menyatakan bahwa “berdasarkan studi psikologi belajar yang baru serta sosialogi pendidikan, maka masyarakat pendidikan menghendaki agar pengajaran memperhatikan minat, kebutuhan dan kesiapan anak didik untuk belajar, serta dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan sosial sekolah”. Perkembangan motorik, kognitif, sensori, emosi maupun social merupakan perkembangan yang akan dialami oleh semua anak, baik anak yang normal pada umumnya maupun anak yang berkebutuhan khusus, begitupun dengan anak tunarungu, dimana perkembangan menurut Schneirla (1157) yang dikutip oleh Sunarto (1995 : 38) menyatakan bahwa perkembangan adalah Perubahan-perubahan progresif dalam organisasi organisme, dan organisme ini dilihat sebagai sistem fungsional dan adaftif sepanjang hidupnya. Perubahan-perubahan progresif ini meliputi dua factor yakni kematangan dan pengalaman.
Perkembangan selalu ditandai dengan perubahan-perubahan yang meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis yang meliputi perubahan dalam ukuran, perubahan dalam perbandingan, perubahan untuk mengganti
hal-hal yang lama, dan perubahan untuk memperoleh hal yang baru (Sunarto, 1995 : 39), dalam kaitannya dengan penelitian ini sebuah perkembangan harus dilewati oleh setiap anak yaitu perkembangan motorik atau perkembangan gerak. Karena gerak merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia melibatkan gerak seperti berjalan, berlari, melompat dan sebagainya.
Bermain merupakan peristiwa hidup yang sangat digemari oleh anak-anak, melalui kegiatan bermain, banyak fungsi-fungsi kejiwaan dan kepribadian yang dapat dikembangkan. Hal ini disebabkan karena di dalam aktivitas bermain banyak kejadian- kejadian yang melibatkan keaktifan kejiwaan dan kepribadian pesertanya. Dengan bermain anak dapat mengaktualisasikan seluruh aspek kehidupan yang ingin disampaikannya (Simatupang, 2005) .
Namun apabila dicermati secara seksama terjadi pergeseran makna bermain sebagai dampak kemajuan teknologi. Dengan berkembangnya zaman dan kemajuan dalam bidang teknologi maka kegiatan bermain yang dilakukan anak beralih dari kegiatan yang menggunakan aktivitas fisik secara aktif dan dilakukan secara individu atau berkelompok ke bentuk permainan yang menggunakan alat-alat elektronik yang cederung dilakukan sendiri seperti play station, game online dsb. Kegiatan bermain yang menggunakan alat-alat elektronik berupa animasi elektronik menyebabkan anak-anak cenderung bergerak secara terbatas dan pasif, selain itu mereka lebih banyak melakukan aktivitas secara individu. Sehingga tidak ada komunikasi yang biasanya terjadi saat melakukan permainan secara berkelompok. Sebagai individu yang aktif, anak memiliki kemampuan untuk membangun atau mengkonstruksi pengetahuannya dengan cara merefleksikanpengalamannya.
Aktivitas yang paling tepat bagi anak untuk mengkonstruksi pengetahuannya adalah kegiatan bermain. Bahkan melalui bermain, seluruh potensi perkembangan anak bisa dikembangkan, baik aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, emosi, sosial, berimajinasi, beraktivitas, etika dan moral. Bermain dapat dimanfaatkan sebagai sarana yang alami bagi proses perkembangan anak. Melalui bermain konstruktif memungkinkan anak untuk membangun suatu pengetahuan baru, mengembangkan keterikatan sosial, mengembangkan kecakapan untuk mengatasi kesulitan, mengembangkan rasa memiliki kemampuan dan dapat mengembangkan koqnitifnya. (Willy dkk,2006).
Cara mendidik anak yang tepat adalah dengan cara bermain. Hal ini sesuai dengan julukan manusia sebagai homo ludens, yaitu mahluk bermain. Meskipun begitu yang dimaksud di sini bukan hanya sekedar bermain, tetapi bermain yang konstruktif. Untuk mendukung kegiatan bermain anak, orang tua dan guru berperan sebagai fasilitator yang harus menyediakan media permainan sesuai dengan karakteristik anak, situasi dan kondisi yang ada. Bermain konstruktif adalah suatu bentuk permainan dengan menggunakan objek- objek fisik untuk membangun atau membuat sesuatu. (Desmita, 2008: 143)
Hurlock (1978: 159) menyatakan bahwa perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan pengendalian gerak tubuh dan otak sebagai pusat gerak. Gerak ini secara jelas dibedakan menjadi gerak kasar dan halus.
Menurut Sukamti (2000:15) bahwa perkembangan motorik adalah sesuatu proses kemasakan atau gerak yang langsung melibatkan otot-otot untuk bergerak dan proses pensyarafan yang menjadi seseorang mampu menggerakkan dan proses persyarafan yang menjadikan seseorang mampu menggerakkan tubuhnya. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik merupakan perubahan keterampilan motorik dari lahir sampai umur lima tahun yang melibatkan berbagai aspek perilaku dan keterampilan motorik. Keadaan lingkungan sosial juga sangat berpengaruh pada peningkatan perkembangan motorik anak. Perkembangan motorik juga berarti perkembangan gerak pengendalian jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot-otot yang terkoordinasi (Hurlock, 1991:150). Ciriciri perkembangan motorik pada umumnya melalui empat tahap, yaitu: a. Gerakan-gerakan tidak disadari, tidak disengaja dan tanpa arah. b. Gerakan-gerakan anak itu tidak khas, artinya gerakan yang timbul disebabkan oleh rangsangan yang tidak sesuai dengan rangsangannya. c. Gerakan-gerakan pada anak dilakukan secara massal, yang artinya seluruh tubuh ikut bergerak. d..Gerakan-gerakan anak diikuti gerakan lain yang sebenarnya tidak diperlukan.
Menurut Sukadiyanto (1997:70), kemampuan motorik adalah suatu kemampuan seseorang dalam menampilkan keterampilan gerak yang lebih luas serta diperjelas bahwa kemampuan motorik suatu kemampuan umum yang berkaitan dengan penampilan berbagai keterampilan atau tugas gerak.
Kemampuan motorik tersebut merupakan sesuatu kemampuan umum seseorang yang berkaitan dengan berbagai keterampilan atau tugas gerak. Dengan demikian kemampuan motorik adalah kemampuan gerak seseorang dalam melakukan gerak penunjang segala kegiatan terutama olahraga. Perkembangan motorik diketahui adanya bentuk-bentuk kemampuan motorik yang sama pada anak-anak, dalam kelompok umur yang sama memperlihatkan hal yang sama juga. Prinsip-prinsip perkembangan motorik
Banyak faktor yang ikut mendukung dan mempengaruhi pada perubahan kegiatan seperti anak tumbuh menjadi remaja dan tentu saja tidak hanya salah satu faktor yang berperan. Dalam perkembangan motorik kasar, banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya, yaitu lingkungan alam, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan budaya, gizi, jenis kelamin, tahap kematangan, ras/suku (Hurlock, 1997:75-76)
Permainan konstruktif sangat diperlukan pada masa anak. Hal ini dikarenakan pada masa anak adalah masa dimana perkembangan sangat pesat pesatnya seperti perkembangan motorik halus anak. Untuk mengembangkan potensi kemampuan motorik halus anak diperlukan kerjasama antara berbagai pihak, dan yang paling penting pada saat masa anak anak adalah orang tua dan guru, kemampuan motorik halus hanya bisa dikembangkan dengan latihanlatihan yang menuju kearah mengembangkan kemampuan anak. Hal ini mememerlukan rangsangan yang optimal agar perkembangan potensi kemampuan motorik halus anak bisa optimal.
Pengembangan motorik sangat memerlukan bantuan orang tua atau pembimbing untuk melatih dalam pertumbuhanya, sehingga potensi motorik anak bisa berkembang secara optimal. Gerak motorik baru bagi anak usia dini memerlukan pengulangan-pengulangan dan bantuan orang lain, pengulangan itu merupakan bagian dari belajar. Setiap pengulangan dalam keterampilan baru, memerlukan konsentrasi untuk melatih koneksitas dan koordinasi gerak dengan indera lainya (Papalia, 2001:144)
Perkembangan potensi kemampuan motorik halus anak sangat berpengaruh terhadap hasil sebuah pengajaran disekolah, tetapi siswa atau peserta didik pada awal-awal sekolah, belum menyadari tentang hal itu. Oleh karenanya sebagai agen perubahan guru hendaknya mampu menuntun,mengoptimalkan aspek ini sehingga tercapailah pengajaran yang diinginkan secara optimal, sehingga kelak anak itu sendirilah yang akan memetik buah dari kerja keras. Mengingat sangat pentingnya kemempuan motorik halus anak, maka kita harus bisa mengembangkan semua potensi yang ada pada anak itu secara optimal agar kemampuan lebih yang sudah dia miliki bisa dikembangkan.
Sehat jasmani dan rohani merupakan salah satu yang terpenting dalam hidup manusia, termasuk penderita keterbelakangan mental atau kelainan fisik. Untuk mencapai sehat jasmani dan rohani tersebut, dapat di capai melalui lembaga formal dan informal. Anak yang berkelainan fisik mempunyai hak yang sama dengan anak-anak yang normal. Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 telah di sebutkan “tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran”.  Berdasarkan kurikulum pendidikan SLB tahun 1994 disebutkan bahwa tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan adalah membantu siswa untuk memperbaiki derajat kesehatan dan kebugaran jasmani melalui pengenalan, pemahaman posotif, kemampuan gerak dasar, serta berbagai aktifitas jasmani agar dapat memacu perkembangan, system peredaran darah, pencernaan, dan pernafasan, serta memacu pertumbuhan jasmani dan meningkatkan kesehatan. Adapun sarana yang digunakan untuk mencapai kebugaran adalah melalui aktifitas jasmani, sehingga pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang dilakukan benar-benar menggunakan aktifitas jasmani untuk anak yang berkelainan fisik.
Pendidikan jasmani adaptif merupakan salah satu pendidikan yang penting dilakukan di Sekolah luar biasa. Penjas Sendiri merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktifitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan, sedangkan adaptif berasal dari kata adaptasi yang berartikan menyesuaikan. Penjas adaptif adalah pendidikan yang dilakukan melalui aktifitas fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan serta disesuaikan atau dimodifikasi dengan sedemikian rupa sehingga dapat dipelajari, dilaksanakan dan memenuhi kebutuhan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Lembaga formal atau dunia pendidikan bagi penderita kelainan fisik khususnya untuk pendidikan jasmani dan kesehatan, sangat membantu penderita keterbelakangan mental atau kelainan fisik untuk hidup lebih baik.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak yang mengalami kelainan, baik berupa fisik, mental, social, maupun ketiga-tiganya. Menurut Mulyana (2011:1) “ABK dapat dikelompokan menurut kecacatan yang dialaminya antara lain : tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan”. Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Anak berkebutuhan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB).
Pendidikan jasmani untuk siswa yang berkebutuhan khusus berbeda dengan pendidikan jasmani yang biasa diberikan kepada siswa normal, sehingga perlu penyesuaian atau modifikasi dari guru penjas. Dengan modifikasi pembelajaran maka proses belajar mengajar akan menjadi lebih efektif dan efisien.
SMP LB abepura dan SMP LB buper waena merupakan SLB yang ada di kota jayapura. SLB ini terletak di wilayah abepura. Letaknya sangat strategis dan dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Salah satu sarana dan prasarana adalah fasilitas olahraga yang mendukung kegiatan pembelajaran penjas, terutama untuk meningkatakan aktifitas kesegaran jasmani mereka. SMP LB Abepura dan SMP LB Buper Waena menerima siswa yang berkebutuhan khusus dan diperlakukan khusus.
Sampai dengan detik ini, penulis melihat masih sangat jarang ditemukan kajian tentang tingkat kebugaran jasmani serta kemampuan motorik siswa di SLB. Oleh karena itu, penulis berargumen meneliti tingkat kebugaran serta kemampuan motorik siswa SLB menjadi tema yang menarik dilakukan.

  1. Rumusan masalah.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1.      Apakah ada perbedaan tingkat kebugaran jasmani antara siswa/i SMP LB Abepura dengan Siswa/i SMP LB Buper waena?
2.      Apakah ada perbedaan kemampuan motorik antara siswa siswa/i SMP LB Abepura dengan Siswa/i SMP LB Buper waena?
3.      Seberapa besar tingkat kebugaran jasmani yang dimiliki siswa siswa/i SMP LB Abepura dengan Siswa/i SMP LB Buper waena?
4.      Seberapa besar kemampuan motorik yang di miliki oleh siswa siswa/i SMP LB Abepura dengan Siswa/i SMP LB Buper waena?

  1. Tujuan Penelitian.
5.      Penelitian ini mempunyai tiga tujuan, yaitu (1) untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani yang dimiliki oleh siswa siswa/i SMP LB Abepura dengan Siswa/i SMP LB Buper waena, (2) untuk mengetahui tingkat kemampuan motorik yang dimiliki oleh siswa siswa/i SMP LB Abepura dengan Siswa/i SMP LB Buper waena, dan (3) untuk mengetahui perbedaan tingkat kebugaran jasmani dan kemampuan motorik antara siswa siswa/i SMP LB Abepura dengan Siswa/i SMP LB Buper waena.

  1. Manfaat Penelitian
1.      Kajian tentang tingkat kebugaran jasmani dan kemampuan motorik di siswa/i SMP LB Abepura dengan Siswa/i SMP LB Buper waena ini akan memberikan manfaat (1) sebagai sumber informasi ilmiah menyangkut tingkat kebugaran jasmani dan kemampuan motorik yang ada pada siswa/i SMP LB Abepura dengan Siswa/i SMP LB Buper waena, (2) sebagai alat untuk menilai keberhasilan guru dalam kegiatan belajar mengajar, (3) sebagai evaluasi program pendidikan jasmani yang terdapat di Sekolah Luar Biasa (SLB), dan (4) sebagai dasar informasi tentang tingkat kebugaran dan kemampuan motorik siswa SLB.
  1. Definisi operasional.






BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kebugaran Jasmani
  1. Pengertian kebugaran jasmani.
Secara umum yang dimaksud kebugaran jasmani adalah kebugaran fisik, yakni kemampuan orang melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berarti sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Ditinjau dari segi fisiologi, kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan penyesuaian terhadap pembebanan menimbulkan kelelahan yang berarti.
 Howley dan Franks (dalam Suharjana, 2013: 2) mengatakan bahwa manusia memerlukan kebugaran total (total fitness). Kebugaran total mencangkup multidimensi, yaitu mencangkup aspek intelektual, sosial, spiritual, dan komponen kesegaran fisik. Karena itu aktifitas fisik paling tidak memiliki tiga tujuan, yaitu untuk kesehatan, kesehatan jasmani dan performa (penampilan). Dari dimensi kesehatan bertujuan untuk menghindari terjangkitnya penyakit dan memperlambat kematian. Dimensi kebugaran bertujuan untuk memperkecil resiko berkembangnya problem kesehatan dan kesehatan fisik dasar. Sedangkan dari dimensi performa bertujuan mencapai efisiensi tugas-tugas harian dan memenuhi tuntunan dalam cabang olahraga.
Para pakar olahraga mendefinisikan kebugaran jasmani sebagai berikut
Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan giat dan dengan penuh kewaspadaan, tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan dengan energi yang cukupuntuk menikmati waktu senggangnya dan menghadapi hal-hal darurat yang tak terduga sebelumnya. (Hairy, 2005: 117).
Menurut Suparno (2000: 58) kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami kelelahan yang berarti serta dengan cadangan energi yang masih tersisa mampu menikmati waktu luang dan menghadapi hal-hal darurat yang tidak terduga sebelumnya
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Pekik I. (2004: 2-3) kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kerja sehari-hari secara efektif dan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebih dan dapat mempertahankan kondisi fisik untuk aktifitas-aktifitas selanjutnya baik yang terencana maupun yang tidak terduga sebelumnya.
Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) ini merupakan satu rangkaian tes yang terdiri atas lima instrumen tes, oleh karena itu semua butir tes harus dilakukan secara terus menerus dan tidak boleh terputus-putus. Tenggang waktu yang terjadi pada setiap perpindahan pelaksanaan butir tes ke butir tes selanjutnya tidak boleh lebih dari tiga menit. Hasil tes tersebut merupakan hasil tes kasar dari tes kebugaran jasmani. Untuk mendapatkan nilai yang standar, hasil tes tersebut perlu dikonversikan ke dalam bentuk table klasifikasian penelitian Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI).
Dalam pelaksanaan pengambilan data kebugaran jasmani anak berkelainan fisik, semua peserta TKJI wajib melakukan setiap instrumen tes. Agar mudah dalam pengambil data instrumen tes TKJI dibuat menjadi lima pos. Pertama anak lari 30/40/50 meter, kedua anak melakukan gantung siku tekuk/gantung ngkat tubuh, ketiga anak melakukan baring duduk 30/60 detik, keempat anak melakukan loncatan tegak dan kelima anak melakukan lari 600/1000 meter. Semua instrumen harus dilakukan secara urut dan berjalan
secara continue.
Kebugaran jasmani bagi anak berkebutuhan khusus merupakan prinsip utama dalam tujuan pendidikan jasmanin yaitu mengutamakan partisipasi semua anak. upaya pendidikan untuk membentuk kebiasaan hidup aktif dan sehat di sepanjang hayat. Sumbangan penting dari aktivitas jasmani dalam pendidikan adalah tercapainya tingkat kebugaran jasmani siswa yang optimal.


  1. Komponen Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani memiliki komponen-komponen yang sangat penting, karena komponen-komponen tersebut berpengaruh terhadap tingkat kebugaran jasmani seseorang, dengan kata lain komponen-komponen kebugaran jasmani merupakan faktor utama yang menentukan baik atau buruknya tingkat kebugaran jasmani seseorang.
Menurut Lutan (2000: 156-163) bahwa komponen kebugaran jasmani meliputi beberapa aspek, adapun aspek-aspek tersbut yaitu: kapasitas aerobik, agilitas, bentuk tubuh, kekuatan otot, power, daya tahan otot, kecepatan, kecepatan reaksi, koordinasi, dan keseimbangan.
Menurut Muhajir (2006: 58) unsur-unsur kebugaran jasmani yang harus dilatih yaitu: kekuatan, kecepatan, daya tahan otot jantung dan paru, kelincahan, daya ledak dan kelentukan. Selain di atas, Menurut Irianto (2004: 35), ada juga komponen yang ada pada daya tahan otot. Fungsinya adalah sebagai bentuk kemampuan sekelompok otot yang melakukan serangkaian kerja dalam waktu lama.
Menurut Lutan (2002: 56), komponen ini adalah untuk mengerahkan daya maksimal selama periode waktu yang relatif lama terhadap sebuah tekanan yang lebih ringan dari pada beban yang bisa digerakan oleh seseorang. Daya tahan otot tersedia dan aktivitas fisik. Kemampuan daya tahan otot sangat dipengaruhi oleh berapa hal, seperti penerapan prinsip pada latihan yang terdiri dari Overload dan FIWT (Frekuensi-Intensitas-Waktu-Tipe). Namum, ada komponen terpenting dalam menentukan kebugaran jasmani siswa, yaitu komponen daya tahan jantung dan paru-paru. Daya tahan jantung dan paru-paru umumnya diartikan sebagai ketahanan terhadap kelelahan dan kemampuan pemulihan segera setelah mengalami kelelahan. Berdasarkan konsep kebugaran jasmani tersebut, maka kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk setiap siswa berbeda, tergantung dari sifat tantangan.
Menurut Lutan (2002: 8) bahwa terdapat dua aspek kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan. Adapun komponen yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a.       Komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan
1.      Daya tahan paru jantung
Daya tahan paru jantung adalan kemampuan untuk melanjutkan atau tetap melakukan latihan-latihan yang berat atau jumlah kerja maksimal dimana setiap individu tampil dalam periode waktu yang lama.
2.      Kekuatan otot
Kekuatan otot di definisikan sebagai tenaga maksimal satu usaha yang dapat digunakan melawan resistensi. Kesalahan yang kerap kali terjadi adalah kekuatan dianggap sebagai simbol kebugaran jasmani sehingga beberapa tes kebugaran jasmani biasanya menggunakan kekuatan otot.

3.      Kelentukan
Kelentukan adalah kemampuan persendian untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi secara maksimal atau merupakan suatu keleluasan sendi melakukan pergerakan.
4.      Komposisi tubuh
Komposisi tubuh dapat diartikan sebagai susunan tubuh yang digambarkan sebagai relatif suatu lemak, otot, tulang dan jaringanjaringan lain di dalam tubuh.
b.      Komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan
1.      Koordinasi
Koordinasi adalah kemampuan untuk mengintegrasikan sensori, system syaraf dan sistem otot-otot tulang untuk mengontrol bagianbagian tubuh selama melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan efisien dengan penuh ketepatan.
2.      Keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan posisi tubuh cara cepat pada saat melakukan setiap gerakan yang dilakukan dengan orientasi kestabilan dan kespesifikasi dalam hubungannya dengan lingkungan yang ada.
3.      Kecepatan
Kecepatan adalah kemampuan berpindah dari suatu tempat ketempat yang lain dalam waktu singkat.
4.      Kelincahan
Kelincahan didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengubah posisi tubuh dalam suatu ruang secara cepat dan akurat tanpa kehilangan keseimbangan.
5.      Power
Power adalah gabungan antara kekuatan dengan kecepatan atau pengerahan gaya otot maksimum dengan kecepatan maksimum atau dengan kata lain, kecepatan adalah kemampuan untuk memungkinkan otot atau kelompok otot untuk menghasilkan kerja secara eksplosif.

Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa komponen kebugaran jasmani meliputi daya tahan paru jantung, kelincahan, kekuatan, kecepatan, daya tahan otot, keseimbangan, power, koordinasi, komposisi tubuh, dan daya tahan otot.

  1. Manfaat Kebugaran Jasmani
Manfaat kebugaran jasmani di bagi dua, diantaranya adalah manfaat umum dan khusus. Adapun manfaat umum yaitu untuk mengembangkan kekuatan, kemampun, kesanggupan, daya kreasi dan daya tahan dari setiap manusia, yang berguna untuk mempertinggi daya kerja dalam pembangunan dan pertahanan bangsa dan negara (Ateng, 1992: 65).
Sedangakan manfaat khusus, yaitu manfaat yang golongannya berdasarkan seperti pekerjaan, misalnya kebugaran jasmani bagi ragawan untuk meningkatkan prestasi. Kemudian golongan yang berdasarkan pada keadaan seseorang manusia. Misalnya, kebugaran jamani bagi perempuan yang sedang hamil untuk menhadapi saat kelahiran. Ada juga golongan yang berdasarkan umur. Misalnya, kebugaran jasmani bagi anak-anak untuk merangsang perkembangan dan pertumbuhan. Perlunya melakukan latihan kondisi fisik yang pada dasarnya memegang peranan sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kebugaran jasmani. Proses latihan kondisi fisik yang dilakukan secara cermat, berulang-ulang dengan kian hari.

  1. Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani.

kebugaran jasmani tidak hanya dipakai dengan melakukan aktifitas jasmani saja melainkan harus memperhatikan beberapa aspek agar tercapai kebugaran jasmani yang baik tentunya kesehatannya pun akan baik. Menurut Ateng (Hermawan 2002: 19) menyatakan bahwa “pola hidup sehat itu meliputi makan, istirahat dan olahraga”.
Menurut Lutan (2002: 73), bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani, faktor tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.       Intensitas latihan
Untuk meningkatkan kebugaran jasmani, seseorang harus melakukan tugas kerja yang lebih berat dari kebiasaannya. Hal ini dapat dilakukan baik dengan menmbah jumlah beban kerjanya atau mempersingkat waktu pelaksanaannya.
b.      Frekuensi latihan
Tidak ada cara lain yang dapat mengganti latihan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Seberapa sering orang berlatihan, hal itu mempengaruhi kebugaran jasmaninya. Latihan tidak teratur kadang-kadang latihan kadang-kadang tidak diselingi dengan masa istirahat yang lama juga sama buruknya dengan tidak latihan.
c.       Bersikap perorangan
Setiap orang mengalami peningkatan jasmaninya dengan tempo peningkatan yang berbeda-beda. Setiap anak beraksi dengan cara yang berbeda terhadap tugas gerak yang diberikan oleh guru pendidikan jasmani.
d.      Motivasi berlatih
Ketika masih kecil anak-anak begitu senang bermain atau melakukan aktifitas jasman. Ketika usianya semakin meningkat kegairahan itu justru semkin berkurang. Keadaan ini tampak misalnya pada jenjang masa pubersitas terutama pada anak wanita. Faktor yang mempengaruhi partisipasi anak dalam kegitan jasmani pada orang dewasa, faktor itu antara lain: keinginan untuk memperoleh bentuk tubuh yang pantas dipandang, keinginan untuk memperoleh banyak relasi atau hubungan sosial, kemampuan untuk menunjukan kemampuan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani menurut Roji (2006: 90) dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.       Masalah kesehatan, seperti keadaan kesehtan, penyakit menular dan menahun.
b.      Masalah gizi, seperti protein, kalori, gizi rendah dan gizi yang tidak memadai.
c.       Masalah latihan fisik, seperti usai mulai latihan, frekuensi latihan perminggu, intensitas dan volume latihan.
d.      Masalah faktor keturunan, antropometri dan kelainan bawaan agar dapat meningkatkan kesegaran jasmani dengan benar.

Irianto (dalam Trisusanti, 2009: 14) menjelaskan  bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani adalah sebagai berikut:
a.       Makanan Untuk dapat mempertahankan hidup secara layak manusia memerlukan makanan sehat seimbang, cukup energi dan nutrisi meliputi: karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Kebutuhan energi untuk kerja sehari-hari diperoleh dari makanan sumber energi dengan proporsi karbohidrat 60%, lemak 25% dan protein 15%. Untuk mendapatkan kebugaran yang berimbang selain memperhatikan makanan yang sehat berimbang juga dituntut meninggalkan kebiasaan tidak sehat seperti: merokok, minuman alkohol, makan makanan siap hidang, makan berlebih tidak teratur.
b.      Istirahat
Tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan dan sel yang memiliki kemampuan kerja terbatas. Seseorang tidak akan mampu bekerja terusmenerus sepanjang sepanjang hari tanpa berhent. Kelelahan adalah salah satu indikator keterbatasan fungsi organ tubuh manusia, untuk itu istirahat sangat diperlukan agar tubuh memiliki kesempatan melakukan recovery (pemulihan), sehingga dapat melakukan kerja atau aktivitas sehari-hati dengan nyaman.
c.       Berolahraga
Adalah salah satu alternativ dan aman untuk memperoleh hubungan sebab olahraga mempunyai multi manfaat antara lain: manfaat fisik (meningkatkan komponen kesegaran), manfaat psikis (lebih tahan terhadap stres, lebih mampu berkosentrasi), manfaat sosial (menambah percaya diri dan sarana berinteraksi).
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani seseorang adalah atihan atau olahraga, asupan makanan yang dikonsumsi setiap hari, dan istirahat atau drecovery.

  1. Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
1.      Pengertian pendidikan Jasmani
Suherman (2001: 25) mengungkapkan bahwa hakikat pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan jasmani dan rohani serta kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya agar tumbuh berkembang secara harmonis dan optimis, sehingga mampu melaksanakan tugas bagi dirinya sendiri dan pembangunan bangsa.
Pendapat di atas disimpulakan bahwa hakikat pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan jasmani yang mendorong, membimbing dan mengembangkan kemampuan jasmani dan rohani.

2.      Manfaat pendidikan jasmani dan olahraga.
Secara umum, manfaat pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah mencakup sebagai berikut :
a.       Memenuhi kebutuhan anak akan gerak.
Pendidikan jasmani dan olahraga memang merupakan dunia anak-anak dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Di dalamnya anak-anak dapat belajar kembali sambil bergembira melalui penyaluran hasratnya untuk bergerak. Semakin terpenuhinya kebutuhan akan gerak dalam masa-masa pertumbuhannya, maka kian besar bagi kualitas pertumbuhan itu sendiri.
b.      Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya.
Anak-anak akan lebih memilih untuk berbuat sesuatu dari pada hanya harus melihat atau mendengarkan orang lain ketika mereka sedang belajar. Dengan bermain dan bergerak anak benar-benar belajar tentang potensinya dan dalam kegiatan ini anak-anak mencoba mengenali lingkungan sekitarnya.
c.       Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna.
Peranan pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah cukup unik, karena turut mengembangkan dasar-dasar keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai berbagai keterampilan dalam kehidupannya dikemudian hari.
d.      Menyalurkan energi yang berlebihan.
Anak adalah makhluk yang sedang berada dalam masa kelebihan energy. Kelebihan energi inilah yang perlu disalurkan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak. Segera setelah kelebihan energy tersalurkan, anak akan memperoleh kembali keseimbangan dirinya. Karena setelah istirahat, anak akan kembali memperbaharui dan memulihkan kembali energinya secara optimal. (Paturusi. 2012:19)

e.       Merupakan proses pendidikan secara serempak baik, fisik, mental maupun emosional.
Pendidikan jasmani dan olahraga yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata yang diperoleh dari pendidikan jasmani dan olahraga adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi, social dan moral.
3.      Dasar pemikiran dalam pendidikan jasmani dan olahraga.
Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakaan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan umum. Sumbangan nyata pendidikan jasmani dan olahraga adalah untuk menngembangkan keterampilan (psikomotor)
      Ada tiga hal penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari penidikan jasmani dan olahraga, yaitu : (1). Meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan siswa. (2). Meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang kayaa, serta (3). Meningkatkan pengertian siswa dalam prinsip-prinsip gerak serta bagaimana menerapkannya dalam praktek.
Paturusi (2012:20-23 mengungkapkan bahwa untuk meneliti aspek penting dari pendidikan jasmani dan olahraga, dasar-dasar pemikiran yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut :



a.       Kebugaran
Kebugaran akan dicapai melalui program pendidikan jasmani dan olahraga yang terencana, teratur dan berkesinambungan. Denga beban kerja yang cukup berat serta dilakukan dalam jangka waktu yang cukup secara teratur, kegiatan tersebut akan berpengaruh terhadap perubahan kemampuan fungsi organ-organ tubuh seperti jantung dan paru-paru. System peredaran darah dan pernapasan akan bertambah baik dan efisien, yang didukung oleh system kerja pendukung lainnya. Dengan bertambah baiknya system kerja tubuh akibat latihan kemampuan tubuh akan meningkat dalam hal daya tahan, kekuatan dan kelentukannya, demikian halnya dengan beberapa kemampuan motorik seperti kecepatan, kelincahan dan koordinasi.
b.      Kesehatan.
Pendidikan jasmani dan olahraga dapat juga membentuk gaya hidup yang sehat. Dengan kesadarannya anak akan mampu menentukan sikap bahwa kegiatan fisik merupakan kebutuhan pokok dalam hidupnya, dan akan tetap dilakukannya di sepanjang hayatnya. Sikap itulah yang kemudian akan membawa anak pada kualitas hidup yang sehat sejahtera lahir dan batin, yang disebut dengan istilah wellness. Konsep sehat dan sejatera secara menyeluru berbeda dengan pengertian sehat secara fisik. Anak didik untuk meraih gaya hidup sehat secara total serta kebiasaan hidup sehat, baik dalam arti pemahaman maupun prakteknya. Kebiasaan hidup sehat tersebut bukan hanya kesehatan fisik, tetapi juga mencakup kesejahteraan mental, moral, dan spiritual. Tanda-tandanya adalah anak lebih tahan dalam menghadapi tekanan dan cobaan hidup, berjiwa optimis, merasa aman, nyaman, dan tentram dalam kehidupan sehari-harinya.
c.       Keterampilan fisik.
Keterlibatan  anak dalam asuhan berbagai permainan, senam, kegiatan bersama, dan lain-lain, merangsang perkembangan gerakan anak yang efisien yang berguna untuk menguasai berbagai keterampilan. Keterampilan tersebut bisa berbentuk keterampilan dasar, misalnya berlari, melempar dan menendang, serta keterampilan khusus seperti senam atau renang. Pada akhirnya keterampilan itu bisa mengarah kepada keterampilan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
d.      Terkuasainya prinsip-prinsip gerak.
Pendidikan jasmani dan olahraga yang baik harus mampu meningkatkan pengetahuan anak tentang prinsip-prinsip gerak. Pengetahuan tersebut akan membuat anak mampu memamahami bagaimana suatu keterampilan dipelajari hingga tingkatannya yang lebih tinggi. Dengan demikian, seluruh gerakannya  bisa lebih bermakna. Sebagai contoh, anak harus mengerti mengapa kaki harus dibuka dan bahu direndahkan ketika anak sedang berusaha menjaga keseimbangannya. mereka harus juga mengerti mengapa harus dilakukan pemanasan  sebelum berolahraga, serta apa akibatnya terhadap derajat kebugaran jasmani bila seorang berlatih tidak teratur.
e.       Kemampuan berpikir.
Pendidikan jasmani dan olahraga yang efektif mampu merangsang kemampuan berpikir dan daya analisis anak ketika terlihat dan daya analisis anak ketika terlihat dalam kegiatan-kegiatan fisiknya. Pola-pola permainan yang memerlukan tugas-tugas tertentu akan menekankan pentingnya kemampuan anak dalam hal membuat keputusan.
f.       Kepekaan rasa.
Dalam hal olah rasa, pendidikan jasmani dan olahraga menempati posisi yang sungguh unik. Kegiatan yang selalu melibatkan anak dalam kelompok kecil maupun besar merupakan wahana yang tepat untuk berkomunikasi dan bergaul dalam lingkup social. Dalam kehidupan social, setiap individu akan belajar untuk bertanggungjawab melaksanakan peranannya sebagai anggota masyarakat. Untuk dapat berpikir  aktif anak pun akan menyadari bahwa ia dan kelompoknya harus menguasai beberapa keterampian yang diperlukan.. sesunggunya kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga disebut sebagai ajang nyata untuk melatih keterampilan-keterampilan hidup (life Skill), agar seseorang dapat hidup berguna dan tidak menyusahkan masyarakat.
g.      Keterampilan sosial
Kecerdasan emosional atau keterampilan hidup bermasyarakat sangat mementingkan kemampuan pengendalian diri. Dengan kemampuan ini sesorang bisa berhasil mengatasi masalah dengan kerugian sekecil mungkin.
Pendidkan jasmani dan olahraga menyediakan pengalaman nyata untuk melatih keterampilan pengendalian diri, membina ketekunanan dan motivasi diri. Hal ini diperkuat lagi jika proses pembelajaran direncanakan sebaik-baiknya. Setiap adegan pembelajaran dalam permainan dapat dijadikan arena dialog dan perenungan tentang apa sisi baik-buruknya suatu keputusan.
h.      Kepercayaan diri dan citra diri.
Melalui pendidikan jasmani dan olahraga kepercayaan diri dan citra diri anak akan berkembang. Citra diri ini merupakan dasar untuk perkembangan kepribadian anak. Dengan citra diri yang baik seorang merasa aman dan berkeinginan untuk mengeksplorasi dunia.




  1. Tes Kesegaran Jasmani
Ada beberapa pendapat tentang pengertian kesegaran jasmani. Kesegaran jasmani adalah kondisi tes jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisien. (Depdiknas:1999:1). Sedangkan menurut ahli pendidikan jasmani dalam Sudarno menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukan sesuatu kerja tertentu dengan hasil baik/memuaskan dan tanpa kelelahan yang berarti, yang bercirikan semua bagian tubuh dapat berfungsi secara efisien saat tubuh menyesuaikan diri dengan tuntutan sekitar. Sudarno sendiri berpendapat bahwa suatu keadaan saat tubuh mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik dan efisien, tanpa kelelahan yang berarti, dan tubuh masih memiliki tenaga cadangan, baik untuk mengatasi keadaan darurat yang mendadak, maupun untuk menikmati waktu senggang dengan rekreasi yang aktif. (Sudarno:1992:9)
Pendapat lain menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat dan waspada tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta memiliki cadangan energy untuk mengisi waktu luang dan menghadapi hal-hal darurat yang tidak terduga sebelumnya (emergency). Kesegaran jasmani menurut pusat kesegaran jasmani dan kesehatan adalah kemampuan atau kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya  sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang relative lama tanpa kelelahan yang berarti. (Pusat kesegaran jasmani dan rekreasi : 1996 : 4). Pendapat lain dikemukakan juga oleh Pekik (1999:2), beliau berpendapat bahwa yang dimaksud kesegaran adalah kesegaran fisik (physical Fitness), adalah kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.  
Kesegaran jasmani oleh Iskandar disebut sebagai orang yang fit yaitu orang sehat yang mempunyai kemampuan untuk mengatasi pekerjaan sehari-hari dan masih mempunyai tenaga cadangan yang cukup tidak hanya untuk menghadapi keadaan darurat, tetapi untuk mengasi waktu terluang. Kesegaran jasmani merupakan kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh masih memiliki simpanan tenaga untuk mengatasi beban kerja tambahan (Iskandar ZA, 1999:4). Menurut Soegiyono kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan sesuatu sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan dan sisa tenaganya masih dapat untuk menikmati waktu luang, serta siap untuk menghadapi kesukaran atau bahaya yang mungkin timbul dimana orang-orang yang tidak fit tidak akan mampu melakukan (Soegiyono, 1982:6).
Adapun pendapat lain mengemukakan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk menunaikan tugas-tugasnya sehari-hari dengan gampang, tanpa merasakan lelah yang berlebihan dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu luangnya dan untuk keperluan-keperluan yang sifatnya mendadak.
 Dapat pula ditambahkan kesegaran jasmani merupakan kemampuan menunaikan tugas dengan baik walaupun dalam keadaan sukar dimana orang yang kesegaran jasmaninya kurang tidak akan mampu melakukannya (Sadoso Sumardjono, 1998: 19) Menurut M Ichsan kesegaran jasmani merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas sehari-hari denan penuh kesungguhan dan tanggubg jawab, tanpa memiliki rasa lelah dan dengan penuh semangat untuk menikmati penggunaan waktu luang dan menghadapi kemungkinan berbagai bahaya dimasa yang akan datang. Ini berarti dalam jasmani yang segar teradapat berbagai aspek-aspek kehidupan yang menunjang secara keseluruhan untuk mencapai hasil yang lebih baik (M.Ichsan, 1988: 54-55). Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tes adalah cara yang dapat dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanya-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah, sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi tes. Hasil diambil dari perolehan waktu dari mulai start hingga mencapai finish. Waktu yang dicatat adalah satuan menit dan detik.
Dari beberapa pendapat di atas maka penulis menyimpulkan bahwa kesegarn jasmani adalah orang yang mempunyai cukup tenaga untuk dapat melaksanakan aktifitas untuk mengisi waktu luangnya tanpa mengenal suatu kelelahan yang cukup karena kesegaran jasmani merupakan corak dari kehidupannya.

  1. Kemampuan Motorik.
1.      Pengertian kemampuan motorik
      Kemampuan motorik berasal dari bahsa inggris yaitu Motor Ability, gerak (motorik) merupakan suatu aktifitas yang sangat penting bagi manusia, karena dengan gerak (motor) manusia dapat meraih sesuatu yang menjadi harapannya. Kemampuan motorik merupakan hasil gerak individu dalam melakukan gerak, baik gerak yang bukan gerak olahraga maupun gerak dalam olahraga atau kematangan penampilan keterampilan motorik.
Kemampuan motorik mempunyai pengertian yang sama dengan kemampuan gerak dasar yang merupakan gambaran umum dari kemampuan berkembangnya pertumbuhan anak. Berkembangnya kemampuan motorik ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor pertumbuhan dan faktor perkembangan (Sukintaka, 2001: 47). Kemampuan motorik merupakan perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh, keterampilan motorik dan kontrol motorik. Keterampilan anak tidak akan berkembang tanpa adanya kematangan control motorik. Kontrol motorik tidak akan optimal tanpa kebugaran tubuh. Kebugaran tubuh tidak akan tercapai tanpa latihan fisik. Aspek-aspek yang perlu dikembangkan untuk anak adalah motorik, kognitif, emosi, sosial, moralitas dan kepribadian. Menurut Hurlock (1998: 151) perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot terkoordinasi. Sedangkan Kirkendall (1980: 213) menyatakan bahwa kemampuan motorik adalah kualitas umum yang ditingkatkan melalui latihan-latihan. Kemampuan motorik merupakan faktor fisik yang dapat dikembangkan melalui belajar gerak. Di dalam belajar gerak diperlukan adanya ketelitian terhadap teknik gerakan yang benar, yaitu dimulai dari awal sampai akhir gerakan, sehingga kemampuan tersebut akan memberikan sumbangan terhadap keberhasilan tugas-tugas selanjutnya. Keterampilan motorik merupakan kemampuan yang penting di dalam kehidupan sehari-hari maupun di dalam pendidikan Jasmani, agar siswa terampil (mampu) dalam melakukan aktivitas fisik. Secara umum kemampuan motorik dibagi menjadi dua, yaitu motorik kasar dan halus.

1.      Motorik kasar
Lutan (1988: 93) menyebutkan bahwa kemampuan motorik kasar adalah kapasitas seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang relatif melekat setelah masa kanak-kanak. Menurut Sukadiyanto (1997: 70) bahwa “kemampuan gerak adalah suatu kemampuan seseorang dalam menampilkan keterampilan gerak yang lebih luas serta diperjelas bahwa kemampuan motorik suatu kemampuan umum yang berkaitan dengan penampilan berbagai ketrampilan atau tugas gerak”. Dengan demikian bisa ditarik kesimpulan bahwa kemampuan motorik adalah suatu kemampuan yang diperoleh dari keterampilan gerak umum, yang menjadi dasar untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan, keterampilan gerak. Seseorang yang memiliki tingkat kemampuan motorik yang tinggi dapat diartikan bahwa orang tersebut memiliki potensi atau kemampuan untuk melakukan keterampilan gerak yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang memiliki kemampuan motorik rendah.
Menurut Saputra (2000: 20) kemampuan gerak merupakan kemampuan yang biasa orang lakukan guna meningkatkan kualitas hidup. Kemampuan gerak dibagi menjadi 3 kategori yaitu:

a.       Kemampuan lokomotor
Kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti, lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari, skipping, melompat, meluncur, dan lari seperti kuda berlari (gallop). Dalam bolavoli kemampuan lokomotor contohnya adalah lompatan smash, berlari mengejar bola untuk di passing.
b.      Kemampuan nonlokomotor
Kemampuan non lokomotor dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak yang memadai.Kemampuan non lokomotor terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, melingkar, melambungkan dan lain-lain
c.       Kemampuan manipulatif
Kemampuan manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam obyek.Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan. Manipulasi obyek jauh lebih unggul daripada koordinasi mata-kaki dan tangan-mata, yang mana cukup penting untuk item: berjalan (gerakan langkah) dalam ruang. Bentuk-bentuk latihan manipulatif terdiri dari:
1)      Gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang)
2)      Gerakan menerima (menangkap) obyek adalah kemampuan penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan bola yang terbuat dari bantalan karet (bola medicine) atau macam bola yang lain.
3)      Gerakan memantul-mantulkan bola atau mengiring bola.


2.      Unsur-unsur Kemampuan motorik.
Kemampuan motorik seseorang berbeda-beda tergantung pada banyak pengalaman melakukan gerakan yang dikuasainya. Kemampuan-kemampuan yang terdapat dalam kemampuan fisik yang dapat dirangkum menjadi lima komponen, yaitu kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelincahan dan koordinasi. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam kemampuan motorik menurut Muthohir dan Gusril (2004: 50), adalah:
a.       Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan sekelompok otot untuk menimbulkan tenaga sewaktu konstraksi. Kekuatan otot harus dipunyai oleh anak  sejak usia dini. Apabila anak tidak mempunyai kekuatan tentu dia tidak dapat melakukan aktivitas bermain yang menggunakan fisik seperti berjalan, berlari, melompat, melempar, memanjat, bergantung dan mendorong.
b.      Koordinasi.
Koordinasi adalah kemampuan untuk mempersatukan atau memisahkan dalam suatu tugas kerja yang kompleks, dengan ketentuan bahwa gerakan koordinasi meliputi kesempurnaan waktu antara otot dan sistem syaraf.Anak dalam melakukan lemparan harus ada koordinasi seluruh anggota tubuh yang terlibat. Anak dikatakan baik koordinasi gerakannya apabila ia mampu bergerak dengan mudah dan lancar dalam rangkaian dan irama gerakannya terkontrol dengan baik.
c.       Kecepatan.
Kecepatan adalah sebagai kemampuan berdasarkan kelentukan dalam satuan waktu tertentu.Dalam melakukan lari 4 detik, semakin jauh jarak yang ditempuh semakin tinggi kecepatan.
d.      Keseimbangan.
Keseimbangan adalah kemampuan seseorang untuk mempertahankan tubuh dalam berbagai posisi. Keseimbangan dibagi dalam dua bentuk yaitu: keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis. Keseimbangan statis merujuk kepada menjaga keseimbangan tubuh ketika berdiri pada suatu tempat, keseimbangan dianamis adalah kemampuan untuk menjaga keseimbangan tubuh ketika berpindah dari suatu tempat ke tempat lain.
e.       Kelincahan.
Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak pada satu titik ke titik lain dalam melakukan lari zig-zag, semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin tinggi kelincahannya.
Menurut Bompa yang dikutip oleh Djoko Pekik Irianto (2002: 66), adal ima biomotorik dasar, yaitu:
a.       Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan.
b.      Daya tahan adalah kemampuan melakukan kerja dalam waktu lama.
c.       Kecepatan adalah perbandingan antara jarak dan waktu atau kemampuan untuk bergerak dalam waktu singkat.
d.      Kelentukan adalah kemampuan persendiaan untuk melakukan gerakan melalui jangkauan yang luas.
e.       Koordinasi adalah kemampuan melakukan gerakan pada berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan tepat secara efisien.
Keterampilan gerak sangat berhubungan dengan unsur kebugaran jasmani. Adapun unsur-unsur dalam kebugaran jasmani menurut Lutan (2001: 63-72) adalah sebagai berikut :
a.       Kekuatan otot adalah kemampuan tubuh untuk mengerahkan daya maksimal terhadap objek di luar tubuh. Dalam pengertian lain, kekuatan otot adalah kemampuan untuk mengerahkan usaha maksimal.
b.      Daya tahan otot adalah kemampuan untuk mengerahkan daya terhadap objek di luar tubuh selama beberapa kali. Daya tahan otot terbentuk melalui beban yang relatif lebih ringan. Namun, pelaksanaan tugasnya dilakukan berulang kali dalam satu kesempatan.
c.       Fleksibilitas adalah gambaran mengenai luas sempitnya ruang gerak pada berbagai persendiaan dalam tubuh kita. Seperti melakukan gerakan memelintirkan tubuh, membungkuk, berputar, dan mengulur.
d.      Koordinasi adalah perpaduan berirama dari sistem syaraf dan gerak dalam sebuah pelaksanaan tugas secara harmonis dari beberapa anggota tubuh.
e.       Kecepatan adalah kemampuan untuk mengerakkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu secepat mungkin.
f.       Agilitas adalah kemampuan untuk menggerakkan badan atau mengubah arah secepat mungkin.
g.      Power adalah kemampuan untuk mengerahkan usaha maksimal secepat mungkin.
h.      Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dalam kaintannya dengan daya tarik bumi baik dalam situasi diam (statis) dan bergerak (dinamis)
3.      Fungsi Kemampuan Motorik
Menurut Lutan (2001: 45-47) bahwa pengembangan keterampilan dasar pada siswa Sekolah Dasar ditekankan pada pengembangan dan pengayakan keterampilan geraknya. Semakin banyak perbendaharaan gerak dasarnya, semakin terampil ia melaksanakan keterampilan lainnya, seperti dalam olahraga atau dalam kehidupan sehari-hari, termasuk keterampilan di tempat mereka bekerja.
Menurut Muthohir dan Gusril (2004) yang dikutip oleh  Ikhsan (2005) bahwa fungsi utama kemampuan gerak adalah untuk mengembangkan kesanggupan dan kemampuan setiap individu yang berguna untuk mempertinggi daya kerja. Dengan mempunyai kemampuan gerak yang baik, seseorang mempunyai landasan untuk menguasai tugas keterampilan gerak yang khusus. Unsur-unsur kemampuan gerak motorik akan semakin terlatih apabila siswa semakin banyak mengalami berbagai pengalaman aktivitas gerak yang bermacammacam. Ingatan akan selalu menyimpan pengalaman yang akan dipergunakan untuk kesempatan yang lain, jika melakukan gerakan yang sama. Dengan banyaknya pengalaman gerak yang dilakukan siswa Sekolah Dasar akan menambah kematangan dalam melakukan aktivitas gerak motorik.
Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak seperti yang dikatakan oleh Syamsul  (2002:14), motorik anak perlu dilatih agar dapat berkembang dengan baik. Perkembangan motorik anak berlangsung secara bertahap tapi memiliki alur kecepatan perkembangan yang berbeda pada setiap anak.
Masa anak lahir (Late childhood) berlangsung pada usia 6 tahun hingga tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada masa awal dan masa akhir anak-anak ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi perkembangan sosial anak. Masa ini merupakan tahap terpenting bagi anak-anak untuk mengembangkan aspek-aspek yang ada pada dirinya seperti aspek afektif, kognitif, psikomotorik, maupun aspek psikososial untuk menyongsong ke masa remaja. Permulaan masa anak akhir ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu Sekolah Dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupannya, juga bagi yang pernah mengalami situasi Pra Sekolah. Sementara untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan bagi sebagian anak terasa sulit, karena kebanyakan anak berada dalam keadaan tidak seimbang, anak mengalami gangguan emosional, sehingga sulit untuk dapat bekerja sama. Oleh karena itu, masuk kelas satu merupakan peristiwa penting yang sangat menentukan bagi perkembangan sosialnya sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, perilaku dan nilai bagi anak.
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya, (Petterson, 1996:1).
Menurut Irwan (2008:1) motorik kasar merupakan area terbesar perkembangan di usia balita. Diawali dengan kemampuan berjalan, lari, lompat dan lempar. Modal dasar untuk perkembangan ini ada 3 (yang berkaitan dengan sensori utama), yaitu keseimbangan, rasa sendi (propioceptif) dan raba (taktil). Sedangkan untuk tahapan perkembangan anak dapat dilihat sesuai usia dan tahap perkembangan di bawah ini.


a.       Usia 24-36 bulan
1.      Berdiri di atas salah satu kaki selama 5-10 detik
2.      Berdiri di atas kaki lainnya selama beberapa saat
3.      Menaiki dan menuruni tangga, dengan berganti-ganti dan berpegangan pada pegangan tangga
4.      Berlari berputar-putar tanpa kendala
5.      Melompat ke depan dengan dua kaki 4 kali
6.      Melompat dengan salah satu kaki 5 kali
7.      Melompat dengan sebelah kaki lainnya dalam satu lompatan
8.      Menendang bola ke belakang dan ke depan dengan mengayunkan kaki
9.      Menangkap bola yang melambung dengan mendekapnya ke dada
10.  Mendorong, menarik dan mengendarai  mainan beroda atau sepeda roda tiga
11.  Mempergunakan papan luncur tanpa bantuan
12.  Membangun menara yang terdiri dari 9 atau 10 kotak
13.  Menjiplak garis vertikal, horizontal dan silang
14.  Mempergunakan kedua tangan untuk mengerjakan tugas
15.  Memegang kertas dengan menggunakan satu tangan dan mempergunakan gunting untuk memotong selembar kertas berukuran 5 inci persegi menjadi dua bagian.


b.      Usia 36-48 bulan
1.      Berdiri di atas satu kaki selama 10 detik
2.      Berjalan maju dalam satu garis lurus dengan tumit dan ibu jari sejauh 6 kaki
3.      Berjalan mundur dengan ibu jari ke tumit
4.      Lomba lari
5.      Melompat ke depan 10 kali
6.      Melompat ke belakang 1 kali
7.      Bersalto/berguling ke depan
8.      Menendang secara terkoordinasi ke belakang dan ke depan dengan kaki terayun dan tangan mengayun ke arah berlawanan secara bersamaan
9.      Dengan dua tangan menangkap bola yang dilemparkan dari jarak 3 kaki
10.  Melempar bola kecil dengan kedua tangan kepada seseorang yang berjarak 4-6 kaki darinya
11.  Membangun menara setinggi 11 kotak
12.  Menggambar sesuatu yang berarti bagi anak tersebut dapat dikenali dengan orang lain
13.  Mempergunakan gerakan-gerakan jemari selama permainan jari
14.  Menjiplak gambar kotak
15.  Menulis beberapa huruf

c.       Usia 48- 60 bulan
1.      Berdiri di atas kaki yang lainnya selama 10 detik.
2.      Berjalan di atas garis keseimbangan ke depan, ke belakang dan ke samping.
3.      Melompat ke belakang dengan dua kali berturut-turut
4.      Melompat dua meter dengan salah satu kaki
5.      Mengambil satu atau dua langkah yang teratur sebelum menendang bola
6.      Menangkap bola tenis dengan tangan
7.      Melempar bola dengan memutar badan dan melangkah ke depan
8.      Mengayun tanpa bantuan
9.      Menangkap dengan mantap
10.  Menulis nama depan
11.  Membangun menara setinggi 12 kotak
12.  Mewarnai dengan garis-garis
13.  Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan dua jari Menggambar orang beserta rambut dan hidung
14.  Menjiplak persegi panjang dan ssegi tiga
15.  Memotong bentuk-bentuk sederhana
Gerakan yang timbul dan terjadi pada motorik kasar merupakan gerak yang terjadi dan melibatkan otot-otot besar tubuh dari bagian tubuh dan memerlukan tenaga yang cukup besar. Pada dasarnya perkembangan motorik kasar berhubungan dengan perkembangan motorik secara keseluruhan.
Kemampuan dalam menempatkan tubuh dapat dilihat seperti pada saat anak mulai belajar untuk dapat berdiri sendiri dan berniat untuk berpindah tempat. Perkembangan kelompok otot besarnya yang belum dapat menopang berat tubuhnya, membuat anak tersebut untuk secara otomatis melatih menjaga keseimbangan tubuh dengan cara memegang dan bersandar pada benda yang kuat. Saat kekuatan otot dan keseimbangan dirasa cukup, proses bergeraknya menjadi perencanaan gerak, sehingga tidak hanya bersandar tetapi akan berusaha mendekati benda lain dengan cara merambat menuju benda-benda lain yang berada didekatnya. Proses tersebut semakin lama akan semakin berkembang sehingga anak dapat berjalan dengan langkah yang benar dan kemudian dapat berlari.
Namun cepat lambatnya suatu perkembangan juga ditentukan oleh latihan yang diberikan kepada anak.
Schmidt, (2006:1) menyatakan bahwa, kemampuan motorik kasar dapat diartikan gerakan otot besar pada tubuh. Pada anak luar biasa pembentukan gerak motorik kasar terkadang lebih baik daripada pembentukan gerak motorik halusnya. Secara keseluruhan pembentukan gerak motorik kasar dapat dijaga level pengawasan. Bayi dan balita yang sedang belajar berjalan biasanya mendapatkan kemampuan tersebut tanpa terpengaruh anak seumurnya. Meskipun demikian, kemungkinan ada penundaan dalam memperoleh kemampuan tanda-tanda dini seperti duduk, berguling, dan berjalan. Kebanyakan balita yang sedang belajar berjalan dapat melakukan hal-hal tersebut pada saat yang sama tanpa terpengaruh anak seumurnya. Dan kebanyakan anak luar biasa rata-rata dapat berjalan pada umur dua tahun. Dikarenakan kemampuan motorik kasar anak luar biasa tidak terpengaruh oleh perkembangan anak yang berada di sekitar dan seusia dengannya, maka kemampuan adaptasi anak ditentukan oleh orang atau benda di sekitar anak tersebut. Bagaimana cara orang melatihkan kemampuan otot besarnya dipadu dengan benda-benda yang dapat memberikan sarana latihan dan pengalaman bagi anak.
Kemampuan motorik kasar pada anak pra sekolah saat melakukan aktivitas dilakukan dengan menggunakan otot-otot besarnya (Soegeng, 2004: 4). Pada anak pra sekolah motorik kasar berfungsi sebagai
a.        Alat pemacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani serta kesehatan pada anak prasekolah.
b.      Alat untuk membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh.
c.       Alat untuk meningkatkan perkembangan social
d.      Alat untuk menumbuhkan perasaan senang dan memahami kesehatan pribadi.
e.       Alat melatih keterampilan dan ketangkasan gerak serta daya fikir.

2.      Motorik halus.
Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus, gerakan ini menuntut koordinasi mata, tangan dan kemampuan pengendalian gerak yang baik yang memungkinkannya untuk melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerakannya (Sari 1996: 121).
Sedangkan yang termasuk dalam aktivitas ini antara lain memegang benda kecil seperti manik-manik, biji-bijian, memegang pensil dengan benar, menggunting, menempel, meremas kertas, mengikat tali sepatu, mengkancingkan baju, menarik resleting.
Kemampuan motorik halus sangat diperlukan oleh anak-anak dalam persiapan mengerjakan tugas-tugas di sekolah, hampir sepanjang hari anak- anak di sekolah menggunakan kemampuan motorik halus untuk kegiatan akademiknya, termasuk persiapan dalam menulis permulaan, mewarnai gambar, menggunting gambar dan menempelkannya di kertas. Dampak negatif jika motorik halus tidak berkembang dengan optimal, maka anak akan mengalami masalah dalam melakukan gerakan yang melibatkan motorik halus terutama untuk melakukan gerakan yang sederhana seperti melipat jari, menggenggam, menjimpit dan menempel sehingga anak mengalami kesulitan dalam menulis dan kegiatan sehari - hari.
Untuk memaksimalkan ketrampilan motorik halus pada anak diperlukan latihan-latihan yang tepat seperti, kemampuan melengkungkan telapak tangan membentuk cekungan (palmar arching), menggunakan jari telunjuk dan jempol untuk memegang suatu benda, sembari menggunakan jari tengah dan jari manis untuk kestabilan tangan (hand side separation), membuat bentuk lengkung dengan jempol dan telunjuk (open web space). Aktivitas kegiatan yang dilakukan untuk melatih motorik halusnya diawali dengan latihan yang paling sederhana misalnya dengan meremas kertas, merobek kertas dan membuat bola kertas dari remasan kertas tersebut.

  1. Sekolah Luar Biasa
1.      Pengertian Sekolah Luar Biasa.
      Secara etimologis istilah segregasi berasal dari kata segregate (diartikan memisahkan, memencilkan) atau segregation (diartikan pemisahan). Para ilmuwan kita mengartikan segregasi sebagai proses pemisahan suatu golongan dari golongan lainnya; atau pengasingan; atau juga pengucilan. Berkaitan dengan kePLBan, pendidikan segregasi adalah suatu sistem pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus yang terpisah dari sistem pendidikan anak normal. Sistem pendidikan segregasi merupakan sistem layanan pendidikan bagi ABK tertua di tanah air kita, bahkan berdiri sebelum Indonesia merdeka. Pemisahan yang terjadi bukan sekedar tempat/lokasi, tetapi mencakup keseluruhan program.
Penyelenggaraannya. Layanan pendidikan semacam ini disebut layanan pendidikan bagi ABK melalui pemisahan program penyelenggaraan pendidikan secara penuh dari program pendidikan anak-anak pada umumnya.
Munculnya istilah pendidikan segregasi sejalan dengan sikap, pandangan masyarakat terhadap ABK pada saat itu, bahwa ABK adalah anak-anak yang berbeda dalam banyak hal dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya. Artinya ada perbedaan yang sangat mencolok, sehingga menimbulkan kekhawatiran/keraguan akan kemampuan anak-anak ABK jika belajar secara bersama-sama dengan anak normal pada umumnya. Oleh karena itu mereka harus mendapat layanan pendidikan secara khusus (terpisah dari yang normal). Maka timbulah pandangan bahwa konsep Pendidikan Luar Biasa saat itu identik dengan Sekolah Luar Biasa. Selain sikap atau pandangan masyarakat dalam memisahkan pendidikan anak, juga profesi para pendahulu yang peduli terhadap mereka. Jika kita melihat sejarah, para pionir untuk pendidikan segregasi ini seperti Maria Montessori, Edward Seguin, dan Itard, cara pandang mereka terhadap anak berkelainan seperti layaknyapasien. Cara pandang seperti itu cukup beralasan karena mereka merupakan akhli medis. Dengan profesi mereka, tentu saja pendekatan terhadap anak akan menggunakan pendekatan medis pula. Oleh karena itulah anak-anak berkelainan dianggap sebagai orang yang sakit. Dengan menganggap mereka sakit, maka pendekatan yang digunakan untuk mereka yaitu diagnosa. Setelah mereka didiagnosa maka akan muncul label penyakit. Dengan cara kerja seperti di atas, yang dibawa pada bidang pendidikan maka ditemukanlah anak tunanetra bagi anak dengan gangguan penglihatan , misalnya dan seterusnya. Dengan kata lain, adanya diagnosis memunculkan anak khusus (ALB), sekolah/tempat khusus (PLB) atau Special Education, layanan pendidikan khusus, sesuai dengan labelnya yang akhirnya memunculkan katagori-katagori anak. Sifat sekolah yang khusus inilah yang kita sebut pendidikan segregasi. Jadi dalam pendidikan segregasi kebutuhan (needs) anak tidak dilihat secara individu. Secara skematis alur fIkir lahirnya pendidikan segregasi adalah seperti berikut:
Sekolah luar biasa merupakan lembaga yang memberikan pelayanan pendidikan secara khusus untuk peserta didik yang menyandang jenis kelainan tertentu.
a.       Sekolah Luar Biasa.
Menurut direktorat pembinaan Sekolah Luar Biasa adalah salah satu jenis sekolah yang bertanggunjawab melaksanakan pendidikan untuk anak yang berkebutuhan khusus.
Sekolah Luar Biasa secara umum diberi wewenang untuk melayani beberapa atau semua jenis kelainan fisik dan mental seperti :
1.      Tunanetra.
Tunanetra adalah anak  yang mengalami gangguan daya penglihatannya, berupa kebutuhan menyeluruh dan atau sebagian walaupun telah diberi pertolongan dengan alat-alat bantu masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

2.      Tunarungu.
Tunarungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian pendengarannya sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara verbal dan walaupun telah diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Pelayanan pendidikan khusus di Sekolah luar Biasa ke dua sekolah tersebut meliputi cara penyampaian pengajaran dan keterampilan, seperti anak yang kehilangan pendengaran total menggunakan bahasa isyarat maupun media tulisan, namun pada anak yang masih mempunyai kehilangan pendengaran Tetapi masih mampu menggunakan sisa-sisa pendengarannya walaupun sedikit yaitu menggunakan bahasa oral.
3.      Tunagrahita.
Tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam perkembangan mental (fungsi intelektual dibawah teman-teman seusianya) disertai kekurangmampuan atau ketidakmampuan untuk belajar dan untuk menyesuaikan diri sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
4.      Tunalaras.
Tunalaras adalah anak yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan bertingkah laku sesuai dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat pada umumnya, sehingga memerlukan layanan pendidikan khusus demi kesejahteraan dirinya maupun lingkungannya.
5.      Tunadaksa.
Tunadaksa adalah anak yang menngalami kelainan atau bicara yang menetap pada alat-alat gerak (tulang, sendi, otot) sedemikian rupa sehingga memerlukan layanan pendidikan khusus.
      Pelayanan jenis ketunaan pad sekolah luar biasa tergantung pada studik kelayakan yang antara lain mengungkapkan kebutuhan jumlah dan jenis ketunaan tertentu yang harus dilayani dilingkungan tersebut.


PENDIDIKAN SEGREGASI
 
 

















TUNAGRAHITA
 
                            

 





Gambar 2.1. Siklus Pendidikan Segregasi lahir sejalan dengan sikap dan pandangan masyarakat saat itu terhadap anak yang mengalami hambatan, serta para pakar pendidikan yang berbasis kedokteran.
  1. Profil umum SMP LB Abepura dan SMP LB Buper Waena.
Ke dua SLB ini terletak di daerah abepura kota jayapura. SLB Abepura berada di daerah kotaraja distrik abepura tepatnya di kota abepura dan  bisa dapat di akses dengan angkutan umum. Selain itu Sekolah tersebut di lengkapai dengan sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar termasuk dengan fasilitas olahraga yang lengkap, sedangkan SLB buper waena terletak di Distrik Heram dan lokasi sekolah tersebut terletak jauh dari jalan protocol sehingga tidak ada angkutan umum yang dapat menjangkau daerah tersebut. Selain itu sekolah tersebut di lengkapi dengan fasilitas belajar mengajar yang lengkap dengan asrama sekolah dan kantin. tetapi sekolah tersebut tidak mempunya prasarana olahraga yang memadai dan juga sekolah tersebut terletak di daerah yang datarannya cukup tinggi dari permukaan laut.





BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian
Untuk memperoleh suatu data yang sempurna dalam suatu penelitian ilmiah, maka diperlukan metode yang mendukung. Adapun Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan metode survei dan pengambilan data menggunakan teknik tes dan pengukuran. Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan intelegensi dan kemampuan yang dimiliki oleh individu, (Arikunto, 2002 :127).

B.     Variabel penelitian.
Menurut Arikunto (2006 :91), variabel adalah objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian. Variabel  dalam penelitian merupakan obyek yang dijadikan sasaran dalam penelitian, objek tersebut sering kita sebut sebagai gejala, sedangkan gejala-gejala yang menunjukan variasi baik dalam jenisnya maupun tingkataannya disebut variabel.  Variabel dalam penelitisn ini adalah tingkat kebugaran jasmani dan kemampuan motorik  antara siswa SMP SLB Negeri Abepura dengan siswa SMP SLB Negeri Buper Waena

C.    Populasi dan sampel
1.      Populasi.
Populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian, Saifuddin  (1998:77). Adapun  populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi di SMP LB Abepura dan siswa siswi SMP LB Buper Waena.
2.      Sampel
Sampel di ambil secara keseluruahn dari seluruh siswa/siswi dari kedua sekolah tersebut :
a. SMP LB Abepura sebanyak 11 orang
b.SMP LB Buper Waena sebanyak 15 orang.
D.    Instrumen Penelitian.
1.      Kebugaran Jasmani
Instrument yang digunakan dalam penelitian TKJI depdiknas tahun 1999 bagi remaja 6-19. Instrument ini terdiri atas.
a. Untuk putra terdiri dari :
1        Lari 30 meter (usia 6-9 tahun), lari 40 meter (usia 10-12 tahun), lari 50 meter (usia 13-15 meter) lari 60 meter (usia 16-19 tahun).
2        Gantung angkat tubuh (pull up), (usia 6-12 tahun) dipertahankan, untuk usia (usia 13-19 tahun) selama 60 detik.
3        Baring duduk (sit up) selama 30 detik (usia 6-12 tahun), 60 detik untuk (usia 13-19 tahun).
4        Loncat tegak (vertical jamp).
5        Lari 600 meter (usia 6—12 tahun), lari 1000 (usia 13-15 tahun), lari 1200 (usia 16-19 tahun)
a.       Untuk putera terdiri dari :
1.      Lari 30 meter (usia 6-9 tahun), lari 40 meter (usia 10-12 tahun), lari 50 meter (usia 13-15 tahun) lari 60 meter (usia 16-19 tahun).
2.      Gantung angkat tubuh (pull up) (usia 6-12 tahun) dipertahankan selama 30 detik, untuk usia (usia 13-19 tahun) selama 60 detik dipertahankan.
3.      Baring duduk (sit up) selama 30 detik, untuk (usia 6-12 tahun), 60 detik untuk (usia 13-19 tahun).
4.      Loncat tegak (vertical jump)
5.      Lari 600 (usia 6-12 tahun), lari 800 meter (usia 13-15 tahun), lari 1000 (usia 16-19 tahun).
Tes kebugaran jasmani umur 6-19 tahun yang  dikeluarkan depdiknas merupakan tes yang sudah teruji kesahannya. Nilai validitas dan reabilitas instrument yang digunakan adalah :




1.      Usia 6-9 tahun
a.       Validitas TKJI untuk usia 6-9 tahun.
1)      Untuk putra 0,894
2)      Untuk putrid 0,338
b.      Reabilitas TKJI untuk usia 6-9 tahun
a)      Untuk putra 0,791
b)      Untuk putrid 0,715
2.      Usia 10-12 tahun.
a.       Validitas TKJI untuk usia 10-12 tahun.
a)      Untuk Putra 0,884
b)      Untuk Putri 0,897
b.      Reabilitas TKJI untuk usia 10-12 tahun
a)      Untuk putra 0,911
b)      Untuk putri 0,942
c.       Usia 13-15 tahun
a)      Validitas TKJI untuk usia 13-15 tahun
1.      Untuk putra 0,950
2.      Untuk putri 0,923
b)      Reabilitas TKJI untuk usia 13-15 tahun
1.      Untuk putra 0,960
2.      Untuk putri 0, 804
d.      Usia 16-19 tahun
1.      Validitas TKJI untuk usia 16-19n tahun
a)      Untuk Putra 0,960
b)      Untuk putri 0,673
2.      Reabilitas TKJI untuk usia 16-19 tahun.
a)      Untuk putra 0,720
b)      Untuk putri 0,673.
2.      Kemampuan Motorik.
Untuk mendapatkan data tentang kemampuan motorik kasar anak diperlukan instrument. Instrumen tersebut adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan mootorik kasar anak.
Untuk mengetahui kemampuan motorik kasar anak, dilakukan tes yang terdiri atas :
a.    Tes berjalan di atas garis lurus sejauh 5 meter.
b.   Tes lari menghindari lima buah rintangan sejauh 15 meter.
c.    Tes berdiri di atas satu kaki selama 10 detik.
d.   Tes meloncat dari atas balok setinggi 15 cm
e.    Tes melompt dari balik setinggi 15 cm.
           Instrument yang dimaksud di atas dapat mewakili hasil kemampuan motorik kasar anak.
Dari tes tersebut dapat diketahui validitas dan reliabilitas tes tersebut, untuk validitas keseluruhan tes motorik kasar anak dapat dilihat pada table di bawah ini :
Table. 3.1 Validitas tes kemampuan motorik kasar anak
no
Butir Tes
Validitas
1
Berjalan di atas garis lurus sejauh 5 meter
0,924
2
Lari menghindari 5 buah rintangan sejauh 15 meter.
0,860
3
Berdiri di atas satu kaki selama 10 detik
0,686
4
Melompat dari atas balok setinggi 15 cm
0,813
5
Meloncat dari atas balok setinggi 15 cm
0,612

Selain di ketahui validitas tes untuk kemampuan motorik kasar anak juga diketahui reliabilitas tes motorik kasar anak. Tes reliabilitas motorik kasar anak dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.2 Reabilitas tes kemampuan motorik kasar anak.
no
Butir Tes
reliabilitas
1
Berjalan di atas garis lurus sejauh 5 meter
0,966
2
Lari menghindari 5 buah rintangan sejauh 15 meter.
0,867
3
Berdiri di atas satu kaki selama 10 detik
0,875
4
Melompat dari atas balok setinggi 15 cm
0,843
5
Meloncat dari atas balok setinggi 15 cm
0,893

Hasil tes di bagi menjadi 3 kategori yaitu : baik, sedang, dan kurang. Untuk skor bakunya dapat dilihat pada tabel berikut.


Tabel 3.3 Skor baku perkembangan motorik kasar anak
no
Kemampuan motorik kasar
Skor baku
1
Baik
11-15
2
Sedang
6-10
3
kurang
1-5

E.     Teknik Analisi Data
1.      Kebugaran jasmani
Teknik analsis data adalah cara mengkonversikan data kasar ke dalam format  norma nilai TKJI untuk menentukan baik sekali, sedang, kurang, kurang sekali dan menarik kesimpulan berdasarkan data yang ada untuk membandingkan antara ke dua sekolah tersebut.
a.       Untuk tes kebugaran jasmani bisa menggunakan nilai  dari ke lima butir tersebut dijumlahkan dan hasil penjumlahan tersebut menjadi dasar untuk menentukan kategori tes kebugaran jasmani peserta didik dengan menggunakan tabel norma TKJI.
Tabel 3.4. Tabel nilai TKJI untuk Putra usia 6-9 tahun

nilai
Lari 30 meter
Gantung angkat tubuh
Baring duduk
Loncat tegak
Lari
600 meter
nilai
5
s.d 5,5 “
Ke atas 40”
17 Ke atas
38 Ke atas
S.d 2’39”
5
4
5.6” – 6,1”
22 – 39
13 – 16
30 – 37
2’40” – 3’00”
4
3
6,2” – 6,9
9 – 21
7 – 12
22 – 29
3’01” – 3’45”
3
2
7,0” – 8,6”
3 – 8
2 – 6
13 – 21
3’46”–4’48”
2
1
8,7” dst
0 – 2
0 – 1
12 dst
4’49” dst
1

Tabel 3.5. Tabel Nilai TKJI untuk putri usia 6-9 tahun.

nilai
Lari 30 meter
Gantung angkat tubuh
Baring duduk
Loncat tegak
Lari
600 meter
nilai
5
s.d 5,8”
33” ke atas
15 Ke atas
38 ke atas
s.d  2’53”
5
4
5.9” – 6,6”
18” – 32”
11 – 14
29 – 37
2’54” – 3’23”
4
3
6,7” – 7,8”
9” – 17”
4 – 10
22 – 28
3’24”-4’08”
3
2
7,9” – 9,2”
3” – 8”
2 – 3
13 – 21
4,07” – 5,05”
2
1
9,3” dst
0 – 2”
0 – 1
1-12
5’04” dst
1

Tabel 3.6. Tabel Nilai TKJI untuk Putra usia 10-12 tahun.

nilai
Lari 30 meter
Gantung angkat tubuh
Baring duduk
Loncat tegak
Lari
600 meter
nilai
5
s.d - 6,3”
51” ke atas
23 ke atas
46 ke atas
s.d- 2’09”
5
4
6,8” – 7,6”
31” – 50”
18 – 22
48 – 45
2’10” -2’30”
4
3
7,7” – 8,7”
15” – 30”
12 – 17
41 – 37
2’.31”-2’45”
3
2
8,8” -9,7”
5” – 14”
4– 11
24 – 30
2’46” – 3’44”
2
1
10,4”- dst
4” dst
0 – 3
23 dst
3’45” dst
1



Tabel 3.7. Tabel Nilai TKJI untuk Putri usia 10-12 tahun.

nilai
Lari 30 meter
Gantung angkat tubuh
Baring duduk
Loncat tegak
Lari
600 meter
nilai
5
s.d- 6.7”
40” ke atas
20 ke atas
42 ke atas
s.d-2’32”
5
4
6.8” – 7,6”
20” – 39”
14 – 19
34 – 41
2’33” – 2’54”
4
3
7,5” – 8,3”
8” – 19”
7 – 13
28 – 33
2’55”–3’28”
3
2
8,4” – 9,6”
2” – 7”
2 – 6
21 – 27
3’29–6’22”
2
1
9,7” dst
0” – 1”
0 – 1
20 dst
4’23” dst
1

Tabel 3.8. Tabel Nilai TKJI untuk Putra usia 13-15 tahun.

nilai
Lari 30 meter
Gantung angkat tubuh
Baring duduk
Loncat tegak
Lari
600 meter
nilai
5
s.d - 6,7”
16 ke atas
38 ke atas
66 ke atas
s.d 3’04”
5
4
6.8” – 7,6”
11 – 15
28 – 37
53 – 65
3’05” – 3’53”
4
3
7,7” – 8,7”
6 – 10
19 – 27
42 – 52
3’54” – 4’46”
3
2
8,8” – 10,3”
2 – 5
8 – 18
31 – 41
4’47” – 6’04”
2
1
10,4”- dst
0 – 1
0 – 7
s.d 30
6’05” dst
1

Tabel 3.9. Tabel Nilai TKJI untuk Putri Usia 13-15 Tahun

nilai
Lari 30 meter
Gantung angkat tubuh
Baring duduk
Loncat tegak
Lari
600 meter
nilai
5
Sd 7.7”
41” ke atas
28 ke atas
50 ke atas
s.d 3’06”
5
4
7.8” – 8,7”
22” – 40”
19 – 27
39 – 49
3’07” – 3’55”
4
3
8,8” – 9,9”
10” – 21”
9 – 18
30 – 38
3’56” – 4’58”
3
2
10,0” – 11,9”
3” – 9”
3 – 8
21 – 29
4’59” – 6’40”
2
1
12,0”-dst
0” – 2”
0 – 2
20 dst
6’41 dst
1

Tabel 3.10. Tabel Nilai TKJI untuk Putra Usia 16-19 Tahun.

nilai
Lari 30 meter
Gantung angkat tubuh
Baring duduk
Loncat tegak
Lari
600 meter
nilai
5
s.d 7,2”
19 ke atas
41 ke atas
73 ke atas
s.d- 3’14”
5
4
7.3” – 8,3”
14 – 18
30 – 40
60 – 72
3’15” – 4’25”
4
3
8,4” – 9,6”
9 – 13
21 – 29
50 – 59
4’26” – 5’12”
3
2
9,7” – 11,0”
5 – 8
10 – 20
39 – 49
5’13” – 6’33”
2
1
11,1” dst
0 – 4
0 – 9
38 dst
Dst 6’34”
1

Tabel 3.11. Tabel Nilai TKJI untuk Putri Usia 16-19 Tahun

nilai
Lari 30 meter
Gantung angkat tubuh
Baring duduk
Loncat tegak
Lari
600 meter
nilai
5
s.d 8,4”
41” ke atas
28 ke atas
50 ke atas
s.d 3’52”
5
4
8,5” – 9,8”
22” – 40”
20 – 28
39 – 49
8,5” – 9,8”
4
3
9,9” – 11.4”
10” – 21”
10 – 19
31 – 38
9,9” – 11.4”
3
2
11,5” – 13,4”
3” – 9”
3 – 9
23 – 30
5’59” – 7’23”
2
1
≥ 13,5”
0” – 2”
0 – 2
22 dst
7’24” dst
1

Hasil penjumlahan butir tes kemudian dianalisis dengan cara deskriptif persentase untuk mengetahui status kebugaran jasmani peserta didik pada siswa/i SLB SMP Abepura dan siswa/I SLB SMP Negeri Buper waena, yaitu dengan cara mengganti dengan satuan yang sama yaitu nilai. Untuk mendapatkan hasil akhir, maka data tersebut disesuaikan dengan tabel norma tes kebugaran jasmani Indonesia sebagai berikut :

Tabel 3.12. Tabel Norma TKJI untuk Putra dan putri
No
Jumlah nilai
Klasifikasi Kebugaran Jasmani
1.
22 – 25
Baik sekali ( BS )

2.
18 – 21
Baik ( B )

3.
14 – 17
Sedang ( S )

4.
10 – 13
Kurang ( K )

5.
5 – 9
Kurang sekali ( KS )


2.      Kemampuan Motorik
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dengan persentase. Statistik deskriptif adalah statistic yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. (Sugiyono 2003:221).
      Definisi deskriptif yaitu menggambarkan data dengan sejelas-jelasnya yang meliputi :
a.       Mencari kecenderungan sentral (kecenderungan data yang terdiri atas rata-rata media, modus, minimum, maksimal, range, variance dan standar deviasi.
b.      Menyusun tabel kategori.
c.       Menampilkan dalam bentuk gambar
Menurut Arikunto (1998 :245-246) rumus yang di gunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan :
P : presentase yang dicari
F : frekuensi
N : Jumlah Responden
6.      Data yang diperoleh dari setiap item tes merupakan data kasar, kemudian hasil tersebut dimasukan ke dalam tabel nilai dan dikonversikan ke dalam tabel. Data yang diperoleh dalam penelitian ini di analisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif presentase untuk mengidentifikasi atau mengetahui tingkat kemampun motorik kasar anak pada SMP LB Abepura dan SMP LB Buper waena.


DAFTAR PUSTAKA.

Undang-undang RI No.2 1989 1989        Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya, Penerbit Aneka Ilmu, Semarang. Di akses di http://repository.upi.edu/12363/4/S_PLB_1004947_Chapter1.pdf pada tanggal 18 juni 2015.

perpustakaan UNY. Perkembangan motorik anak. Diakses dihttp://eprints.uny.ac.id/15373/1/Skripsi%20Aniati%2009111244017.pdf pada tanggal 3 juni 2015

perpustakaan UNY Factor yang mempengaruhi motorik anak di akses darihttp://eprints.uny.ac.id/7942/3/bab2%20%2009111247010.pdf. Pada tanggal 3 juni 2015.

Perpustakaan UPI Faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani.di akses dari http://repository.upi.edu/2565/9/S_KOR_0808553_BIBLIOGRAPHY.pdf

Zan Mufadilah (2013) Pengertian pendidkan jasmani.diakses di.
                          http://digilib.unila.ac.id/8108/16/BAB%20II.pdf. pada tanggal 18 juni 2015.

Drajat Putut (2014)Factor yang mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani akses di.http://eprints.uny.ac.id/15073/1/SKRIPSI%20DRAJAT%20PUTUT%2010603141026.pdf pada tanggal 18 juni 2015.
Perpustakaan UNY. Pengertian pendidikan jasmani. Diakses di http://eprints.uny.ac.id/13609/1/Isi.pdf pada tanggal 15 juni 2015.

Perpustakaan UNNES. Tes kesegaran jasmani. Diakses dihttp://lib.unnes.ac.id/19433/1/6101908012.pdf pada tanggal 18 juni 2015.

Mufiyadi (2008) Pengertian kebugaran  jasmani. Di akses dari http://eprints.uny.ac.id/7967/3/BAB%20II%20-%2010601247008.pdf. Pada tanggal 11 juni 2015.

UNNES. Pengertian kesegaran jasmani. Diakses di http://lib.unnes.ac.id/18932/1/6301407050.pdf pada tanggal 18 juni 2015.

Lin solihin (2008).Pengertian kemampuan motorik. Di akses dari http://eprints.uny.ac.id/7696/3/BAB%202%20-%2008601244165.pdf. Pada tanggal 15 juni 2015.

Perpustakaan UNY.Definisi kemampuan motorik. Di akses di http://eprints.uny.ac.id/7696/3/BAB%202%20-%2008601244165.pdf.pada tanggal 18 juni 2015.

Aulia Azmi (2014) Motorik kasar. Di akses dari .http://eprints.uny.ac.id/13587/3/BAB%20II.pdf. http://eprints.uny.ac.id/9411/3/BAB%202%20-%2010604227171.pdf. Pada tanggal 15 juni 2015.



Perpustakaan UNNES. Pengertian motorik kasar. Di akses di http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr/article/viewFile/1382/1350 pada tanggal 15 juni 2015.


Aulia Azmi (2014) pengertian motorik kasar. Di akses dihttp://eprints.uny.ac.id/15840/1/SKRIPSI_AuliaAzmi.pdf. pada tanggal 15 juni 2015.

Perpustakaan UNY. Kemampuan motorik halus. Di akses di http://eprints.uny.ac.id/15798/2/BAB%20II.pdf. Pada tanggal 18 juni 2015.

Mimi casimin. Pengertian sekolah luar biasa. Di akses darihttp://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195403101988032-MIMIN_CASMINI/Pendidikan_Segregasi.pdf. pada tanggal 10 juni 2015.
Mufiyadi (2013) Pengertian metode penelitian. Di akses darihttp://eprints.uny.ac.id/9730/3/Bab%203%20-08108249113.pdf. pada tanggal 15 juli 2015.

Perpustakaan UPI. Variabel penelitian. Di akses dari http://repository.upi.edu/347/6/S_FPEB_0905992_CHAPTER3.pdf.pada tanggal 21 23 juni 2015.

Perpustakaan UNY. Definisi populasi dan sampel. Di akses dari http://eprints.uny.ac.id/14142/5/BAB%20III.pdf. Pada tanggal 23 juni 2015.














Komentar

  1. KISAH CERITA SUKSES DARI SAYA, AWAL JADI HONORER SEKARANG SAYA SUDAH JADI PNS GURU DI JAWA TIMUR

    YANG HANYA BISA DI PERCAYA
    BPK DR HERMAN M. SI NO HP BELIAU 0853-2174-0123

    Sumpah demi allah ini kisah cerita nyata saya jadi PEGAWAI NEGERI SIPIL

    Alhamdulillah berkat bantuan BPK DR HERMAN M. SI beliau selaku DIREKTUR APARATUR SIPIL NEGARA di BKN pusat yang telah membantu saya jadi PNS, Nomor hp bpk DR HERMAN M. SI hp: 0853-2174-0123

    KISAH CERITA SAYA JADI PNS Assalamu Alaikum wr-wb,Mohon maaf mengganggu waktu dan aktifitas ibu/bapak,saya cuma bisa menyampaikan melalui pesan singkat dan semoga bermanfaat, saya seorang honorer baru saja lulus jadi PNS k2 tahun 2014, dan Saya ingin berbagi cerita kepada anda, Bahwa dulunya saya ini cuma seorang Honorer di sekolah dasar, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 5 kali mengikuti ujian, tidak pernah lolos bahkan saya sempat putus asah, namun teman saya memberikan no telf Bpk DR HERMAN M. SI yang bekerja di BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur 13640 sebagai DIREKTUR APARATUR SIPIL NEGARA yang di kenalnya di bkn jakarta dan saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui alamat kantor beliau, Satu minggu kemudian saya sudah ada panggilan ke jakarta untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar,dan saya sangat berterimah kasih ke pada beliau dan sudah mau membantu saya, itu adalah kisa nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya anda bisa, Hubungi Bpk dr herman m. Si , siapa tau beliau bisa bantu. Wass...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENJELASAN TENTANG RETREAT

TATA IBADAH PERSEKUTUAN PEMUDA GEREJA PROTESTAN INDONESIA DI PAPUA

PROPOSAL BANTUAN STUDI AKHIR